Belajar Itu Asik

Belajar Itu Asik
Aku Senang Belajar

Wednesday, November 15, 2017

Unsur dan Jenis Puisi




Unsur-unsur Puisi
Struktur fisik puisi sebagai metode pembacaan puisi harus dikaji mendalam, harus sedikit mengetahui tentang “Prosody” atau versifikasi yang didalamnya terdapat:
1)      Rima, yaitu pengulangan bunyi dalam puisi, untuk membentuk musikalitas atau oekestrasi sehingga puisi menjadi merdu jika dibaca.
2)      Ritma, Ritma sangat berkaitan dengan bunyi dan juga pengulangan bunyi, kata, frasa dan kalimat, yang di dalamnya terdapat pertentangan bunyi: tinggi/rendah, panjang/pendek, keras lemah, yang mengalun dengan teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan.
3)      Metrum, yaitu pengulangan tekanan kata yang tetap. Selain itu dalam menghayati puisi telaah yang lebih mendalam kestruktur yang lebih kecil yang meliputi.
4)      Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dan pemuisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
5)      Pengimajian atau citraan, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
6)      Kata Kongkret, yaitu kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca.
7)      Bahasa figuran atau kiasan, bentuk penyimpangan dari bahasa normative, baik dari segi makna maupun rangkaian katnya, dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu.
8)      Tifografi atau perwajahan Puisi, yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tetapi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hinga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi (Priyanto, 2014:39-40).

Beberapa Jenis Puisi (Sulistyowati dan Tarsyad, 2010: 7-27)
1)      Puisi berpola.
2)      Puisi dramatik.
3)      Puisi epik.
4)      Puisi hermetik.
5)      Puisi imajis.
6)      Puisi kanak-kanak.
7)      Puisi keluhan.
8)      Puisi lirik.
9)      Puisi mantra.
10)  Puisi mbeling.
11)  Puisi metafisik.
12)  Puisi pastoral.
13)  Puisi sufi.

No comments:

Post a Comment