1. Pilih topik yang kamu kuasai
Kunci ketika kita belajar menulis untuk pertama
kalinya ialah pilih topik yang kita kuasai. Misalnya saja kamu suka memasak.
Tulislah tips dan resep-resep yang pernah kamu coba di rumah. Bagi kamu yang
suka membaca, kamu bisa menuliskan
resensi buku terbaru yang menarik dan bermanfaat. Kamu suka bersepeda atau hiking?
Rekomendasikan lokasi hiking pilihanmu melalui tulisan. Ya, menuliskan
hal-hal yang kita sukai atau kuasai akan membuat kita semakin menikmati proses
tulis menulis. Kita jadi lebih bersemangat karena kita menuangkan pengetahuan
kita secara langsung dalam tulisan.
2. Tulislah kerangka tulisan
Setelah memilih topik, kamu bisa langsung menuliskan
kerangka tulisanmu. Kerangka tulisan adalah bagian dari perencanaan untuk
eksekusi tulisanmu nantinya. Catat kira-kira apa saja yang ingin kamu tuliskan.
Contoh: Kamu ingin menulis tentang tempat-tempat
wisata di Banyuwangi. Dalam paragraf pertama, kamu ingin membahas tentang
lokasi Banyuwangi dan berapa jumlah wisatawan yang berkunjung ke sana. Lalu di
paragraf kedua, kamu ingin membahas tentang pantai A. Lakukan seterusnya hingga
paragraf terakhir tulisan.
menuliskan kerangka tulisan akan banyak membantumu
dalam mengingat apa saja yang ingin kamu tuangkan. Kamu juga bisa menggunakan
kerangka untuk mengumpulkan data yang akan melengkapi tulisanmu nantinya.
3. Cari data
Tulisan tanpa data sama seperti sayur tanpa garam.
Tanpa data, kita nggak akan bisa membuat tulisan yang kredibel. Padahal,
informasi yang kita berikan nantinya bakal dibaca banyak orang. Nah,
kalau datanya nggak bener gimana dong? Kita bisa menyesatkan pembaca
dengan tulisan kita. Oleh karena itulah, data menjadi salah satu unsur
terpenting dalam tulisan.
Terdapat dua jenis data yang bisa kamu temukan untuk melengkapi
tulisanmu. Pertama yakni data primer. Data primer diperoleh dari narasumber
secara langsung. Untuk memperoleh data primer, tentunya kamu harus melalui
proses wawancara dengan narasumber. Kedua yakni data sekunder. Data sekunder
bisa kamu peroleh dari literatur seperti buku, jurnal online, surat
kabar, majalah atau media online. Jangan lupa tuliskan body note
dan daftar pustaka jika kamu mengambil data sekunder dan mencantumkannya dalam
tulisanmu. Apabila data sekundermu berbentuk gambar atau foto, cantumkan sumber
dokumentasi gambar tersebut beserta nama situsnya. Mencantumkan sumber akan
melatih kamu menjadi penulis
profesional dan kamu nggak akan dicap plagiasi karya orang.
4. Tuangkan tulisanmu
Setelah semua data terkumpul, kini saatnya kamu menulis!
Temukan tempat yang tenang di mana kamu bisa menggali ide dengan optimal.
Manfaatkan kembali kerangka tulisan yang telah kamu buat. Jangan terburu-buru.
Apabila kamu lagi blank alias kehilangan inspirasi,
berhentilah sejenak dan lakukan aktivitas ringan seperti mendengarkan musik, ngemil,
main game atau nonton satu episode drama kesayanganmu di layar laptop (hehe...).
Setelah rileks, kamu bisa kembali melanjutkan tulisanmu.
5. Saatnya menjadi editor!
Salah satu bagian terasyik dalam proses tulis menulis
adalah saat kamu menjadi editor untuk karyamu sendiri. Setelah kamu selesai menulis,
baca ulang tulisanmu dari awal hingga akhir. Perhatikan penempatan tanda baca,
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), margin, penggunaan kalimat majemuk, penulisan
body note, footnote, daftar pustaka dan cara penulisanan
kata-kata asing yang harus dimiringkan (italic). Kamu bisa menggunakan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk membantu mengecek EYD dalam
tulisanmu.
Perhatikan juga kesinambungan antar kalimat. Apakah
kalimat pertama sudah nyambung dengan kalimat kedua atau justru meloncat
dari topik di kalimat pertama? Apakah tulisanmu sudah sistematis sehingga mudah
dibaca dan dimengerti? Jangan sampai tulisanmu justru membuat pembaca
kebingungan dengan apa yang ingin kamu sampaikan. Nah, dengan mengecek
semua hal di atas, kamu akan semakin paham tentang tata cara penulisan
sesuai EYD serta bagaimana cara penulis yang baik dan sistematis.
Menjadi penulis membutuhkan waktu yang cukup lama.
Oleh karena itu, manfaatkanlah media-media di sekitarmu untuk membantu kamu
menyebarluaskan tulisan yang telah kamu buat. Kamu bisa memanfaatkan blog media
nasional khusus citizen journalism atau membuat blogmu sendiri. Kamu
juga bisa memanfaatkan situs-situs yang membuka kesempatan bagi para penulis
untuk memasukkan karya-karyanya. Nah, banyak banget ‘kan? Yang
terpenting adalah tetap tekun, rajin dan selalu berusaha memberikan tulisan
terbaikmu!
7. Bagikan tulisanmu via media
sosial
Langkah terakhir setelah kamu menuangkan tulisan
melalui media yang kamu pilih adalah membagikan (share) tulisanmu
melalui media sosial. Kamu bisa memanfaatkan Facebook, Line, Instagram, BBM,
Twitter atau bahkan Path untuk membuat orang lain ingin membaca tulisanmu.
Sederhana tapi dijamin manjur karena hampir semua orang aktif menggunakan media
sosial sebagai sarana komunikasi. Membagikan tulisan lewat media sosial juga
bisa membuka kritik dan saran dari para pembaca sehingga kamu bisa belajar
lebih jauh tentang kekuranganmu dalam proses tulis menulis.
Tujuh langkah di atas bisa kamu terapkan setiap kali
kamu ingin kembali menulis.
Dan tentunya, langkah-langkah di atas harus terus didukung dengan kemauan kita
untuk menulis
dan tekun berlatih.