Belajar Itu Asik

Belajar Itu Asik
Aku Senang Belajar

Saturday, November 18, 2017

Makalah Menyimak





BAB I
PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG
        Manusia adalah makhluk sosial. Artinya manusia tidak dapat hidup sendiri, akan selalu membutuhkan orang lain. Kodratnya  manusia itu hidup bersama, bukan individu. Karena itu di dalam kehidupannya, manusia selalu berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi itu tentunya pada umumnya melibatkan kegiatan berbicara dan  mendengarkan. Namun masih seringkali terjadi miskomunikasi dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya hanya sekadar berbicara dan mendengar saja, mereka melupakan menyimak. Memang menyimak itu mendengarkan, tetapi menyimak bukan sekadar mendengarkan, melainkan memahami dan menggapi apa yang dikatakan dan disampaikan oleh pembicara.
Oleh karena itu, menyimak mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses berinterkasi dan berkomunikasi di dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu juga lah mengapa pembelajaran keterampilan berbahasa diajarkan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama menyimak, yang memiliki persentase paling banyak dalam berinteraksi dan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pengetahuan kebahasaan kita mengenal istilah mendengar, mendengarkan dan menyimak. Ketiga kata ini tentu mempunyai makna yang berbeda. Secara sekilas, mendengar adalah proses kegiatan menerima bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebetulan saja.
Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan memberikan pengetahuan agar Siswa mampu menguasai bahasa Indonesia sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan ini maka, pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh Siswa secara baik dan benar sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu keterampilan menyimak (listening skill) ,keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill),dan keterampilan menulis (writing skill).
            Dari keempat keterampilan berbahasa (language skill) yang dikemukakan di atas hanya keterampilan menyimak yang akan menjadi perhatian dalam makalah ini karena pada umumnya pengetahuan diperoleh melalui keterampilan menyimak. Setiap orang mendengar berita-berita melalui media masa maupun informasi melalui tatap muka, saat itu telah berlangsung  pula kegiatan menyimak. Oleh karena itu, pengajaran menyimak mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah dasar sebab kemampuan menyimak yang baik adalah kondisi awal untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan makalah sebagai berikut.
1)   Apa yang dimaksud dengan menyimak?
2)   Apa tujuan menyimak?
3)   Bagaimana tahap-tahap menyimak?
4)   Apa saja jenis menyimak?
5)   Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menyimak?
6)   Apa Saja Perbedaan Gaya Menyimak berdasarkan perbedaan jenis kelamin?

1.3  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah adalah sebagai berikut.
1)   Siswa dapat mengetahui pengertian menyimak
2)   Siswa dapat mengetahui tujuan menyimak
3)   Siswa dapat mengetahui tahap-tahap menyimak
4)   Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis menyimak
5)   Siswa dapat mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menyimak
6)   Siswa dapat mengetahui perbedaan gaya menyimak berdasarkan perbedaan jenis kelamin

1.4  Manfaat
Adapun Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1)   Memahami pengertian menyimak
2)   Mengetahui tujuan menyimak
3)   Mengetahui tahap-tahap menyimak
4)   Menyebutkan jenis-jenis menyimak
5)   Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menyimak
6)   Mengetahui perbedaan gaya menyimak berdasarkan perbedaan jenis kelamin
1.5 Penegasan Istilah
Menyimak adalah mendengarkan atau memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”. Menurut poerwadarminta (1984: 941)
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, argumentasi,serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap serta, memahami makna komunikasi yang disampaikan si pembicara melalui ucapan atau bahasa lisan. Menurut Tarigan (1993: 20)

1.6 Metode Penulisan
Metode yang di pakai dalam penulisan makalah ini adalah   Metode Pustaka yaitu, metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.



BAB II
PEMBAHASAN

 2.1 Pengertian Menyimak
            Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan.Namun , kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata itu terdapat perbedaan pengertian. Mendengar didefinisikan sebagai suatu proses penerimaan bunyi yang dating dari luar tanpa banyak memerhatikan makna dan pesan bunyi itu. Sedangkan menyimak adalah proses mengdengar dengan pemahaman dan perhatian terhadap makna dan pesan bunyi itu. Jadi, di dalam proses menyimak sudah termasuk mendengar, sebaliknya mendengar belum tentu menyimak. Di dalam bahasa Inggris terdapat istilah “listening comprehension” untuk menyimak dan “to hear” untuk mendengar.
            Menurut poerwadarminta (1984: 941) “ Menyimak adalah mendengarkan atau memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”. Menyimak merupakan proses pendengaran, mengenal dan menginterprestasikan lambing-lambang lisan, sedangkan mendengar adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna itu.
            Jika keterampilan menyimak dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, seperti keterampilan membaca, maka kedua keterampilan berbahasa ini berhubungan erat, karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Perbedaannya terletak dalam hal jenis komunikasi.Menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya mengandung persamaan, yaitu memperoleh informasi, menangkap isi,  memahami makna komunikasi.
            Menurut Tarigan (1993: 20) mengemukakan pengertian menyimak sebagai berikut: menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, argumentasi,serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap serta, memahami makna komunikasi yang disampaikan si pembicara melalui ucapan atau bahasa lisan. Dari uraian diatas,maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya.
            Kegiatan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang cukup kompleks karena melibatkan berbagai proses menyimak dalam saat yang sama. Pada saat menyimak mendengarkan bunyi berbahasa, pada saat itu pula mentalnya aktif bekerja mencoba memahami, menafsirkan apa yang disampaikan pembicara, dan pada saat itu ia harus menerima respons. Pada dasarnya respons yang diberikan itu akan terjadi setelah terjadinya integrasi antara pesan yang didengar dengan latar belakang pengetahuan dan pengalaman penyimak. Respon itu bias sama dengan yang dikehendaki pembicara dan bias pula tidak sama.
            Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hakikat menyimak itu adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan pengalaman.

2.2 Tujuan Menyimak
Tujuan menyimak dapat disimpulkan sebagai berikut.
a)    Menyimak untuk belajar dimana orang tersebut bertujuan agar ia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
b)   Menyimak untuk menikmati dimana orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama sekali dalam bidang seni).
c)    Menyimak untuk mengevaluasikan dimana orang menyimak dengan maksud agar ia dapat menilai apa-apa yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tidak logis dan lain-lain).
d)   Menyimak untuk mengapresiasi dimana orang yang menyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (misalnya: pembaca berita, puisi,music dan lagu dialog, diskusi panel,dan perdebatan).
e)    Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide dimana orang yang menyimak bermaksud agar ia dapat menkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaanya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
f)    Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dimana orang yang menyimak bermasud agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi yang tepat; mana bunyi yang membedakan arti (distingtif), mana bunyi yang tidak membedakan arti;biasanya ini terlihat pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
g)   Menyimak untuk memecahkan masalah dimana orang yang menyimak bermasud agar ia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
h)   Menyimak untuk menyainkan dimana orang yang menyimak untuk menyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan.
                                                                            
2.3 Tahap-Tahap Menyimak
Dalam komunikasi, menyimak teridiri dari berbagai elemen seperti penerimaan, pemahaman, pengingatan, pengevaluasian dan penanggapan (Adler et al., 1986 ; Lesikar et al., 1999 ; Myers & Myers, 1975 ; DeVito, 2001).
1)      Penerimaan
Menyimak dimulai dengan penerimaan pesan yang dikirim pembicara baik yang bersifat verbal maupun non verbal. Tentu saja dalam memaknai pesan-pesan verbal ini perlu juga diperhatikan, atau akan disesuaikan dengan, hal-hal yang sifatnya non verbal seperti gesture, ekspresi wajah dan nada atau tekanan suara.
2)      Pemahaman
Pemahaman disusun dari dua elemen pokok, pembelajaran dan pemberian makna.
3)      Pengingatan
Kemampuan untuk mengingat informasi berkaitan dengan seberapa banyak informasi yang ada dalam benak dan apakah informasi bisa diulang atau tidak.
4)      Pengevaluasian
Pengevaluasian terdiri dari penilaian dan pengkritisan pesan.
5)       Penanggapan
Penanggapan terjadi dalam fase (1) tanggapan yang kita buat sementara pembicara berbicara, berupa  dukungan, dan (2) tanggapan yang kita buat setelah pembicara berhenti berbicara, berupa  ketelitian, pertanyaan, pengklarifikasian, tantangaan dan persetujuan.

Menurut Ruth G. Strickland menyimpulkan ada Sembilan tahap menyimak, yaitu: 
1)   Menyimak berkala.
Menyimak ini dialami saat yang dibicarakan oleh pembicara mengenai diri si penyimak.
2)   Menyimak dengan perhatian dangkal.
Menyimak seperti ini terjadi karena adanya gangguan-gangguan atau selingan.
3)   Setengah menyimak.
Menyimak ini terjadi dikarenakan adanya hal di dalam hati yang ingin disampaikan atau diutarakan si penyimak.
4)   Menyimak serapan.
Menyimak jenis ini terjadi dikarenakan si penyimak menyerap hal-hal yang tidak penting.
5)   Menyimak sekali-sekali.
Dalam jenis menyimak ini, si penyimak hanyaa menyimak jika kalimat atau kata-kata yang disampaikan si pembicara menarik menurutnya.
6)   Menyimak asosiatif.
Dalam menyimak ini, penyimak hanya mengingat hal-hal atau pengalaman pribadinya sehingga dia tidak memberikan respon terhadap pembicara.
7)   Menyimak dengan reaksi berkala.
Disini, penyimak memberikan komentar ataupun bertanya kepada pembicara.
8)   Menyimak secara saksama.
Penyimak benar-benar mengikuti pembicaraan pembicara dengan sungguh-sungguh.
9)   Menyimak secara aktif.
Ini lah menyimak yang benar-benar baik, karena mengetahui atau mendapatkan gagasan atau hal-hal yang disampaikan pembicara.

Sedangkan Hunt mengemukakan ada tujuh tahapan dalam menyimak, yaitu :
1)             Isolasi (pemisahana/memisahkan)
Pada tahap ini penyimak harus bisa memisahkan bunyi-bunyi, fakta-fakta atau ide-ide yang dikatakan pembicara. Yang mana hal-hal atau sesuatu yang baik dan benar.
2)             Identifikasi (menentukan atau menetapkan)
Dalam tahapan menyimak ini. Penyimak mencatat apa yang sedang dibicarakan tentang hal-hal yang dianggap penting dan bermanfaat baginya. Apalagi rangsangan atau gambaran tertentu sudah kita ketahui maka suatu maknanya bisa kita tetapkan kepada setiap hal-hal yang berdiri sendiri itu.
3)             Integrasi (Penyatuan/menyatukan)
Pada tahapan ini, penyimak menyatupadukan dan menyesuaikan hal-hal yang didapatkannya saat menyimak dengan informasi lain yang telah dimilikinya dan diketahuinya sebelumnya.
4)             Inspeksi
Pada tahap ini, penyimak membandingkan dan memeriksa kembali informasi yang baru saja diterimanya dengan pengetahuannya sendiri. Kemudian menilainya, yang mana yang bisa dilakukan dan yang tidak.
5)             Interpretasi
Pada tahap ini, penyimak mengevaluasi sesuatu yang didengar dan mencari tahu sumber informasi yang disampaikan dari mana datangnya semua informasi itu. Disini, penyimak memberikan kesan dan memberikan tanggapannya, menyampaikan pendapatnya.
6)        Interpolasi
Pada tahapan ini, jika dalam penyimakan kita tidak menemukan  pesan yang berisi informasi yang bermanfat bagi kita ataupun merasa tidak lengkap dan tidak bisa kita cerna, maka kita lah yang memberikan ide-idenya dari pengetahuan ataupun pengalam kita sehingga kita bisa menemukan informasi dari pesan itu dengan lengkap dan sempurna.
7)             Introspeksi
Pada tahap ini, penyimak menguji informasi yang didapatkannya dengan pengetahuan dan pengalamannya senidri. Agar dia dapat menerapkannya di lingkungannya dan kehidupannya.




2.4 Jenis-Jenis Menyimak
Adapun jenis-jenis menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (Sutari, 1998: 47) adalah sebagai berikut:
1)      Menyimak Ekstensif (Extensive Listening)
Menyimak ekstensif ( extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu bahasa, tidak perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru. Penggunaan yang paling mendasar ialah untuk menyajikan kembali bahan yang telah diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara yang baru. Selain itu, dapat pula murid dibiarkan mendengar butir-butir kosakata dan struktur-struktur yang baru bagi murid yang terdapat dalam arus bahasa yang ada dalam kapasitasnya untuk menangabinya. Pada umumnya, sumber yang paling baik untuk menyimak ekstensif adalah rekaman yang dibuat guru sendiri, misalnya rekamanan yang bersumber dari siaran radio, televise, dan sebagainya.
2)      Menyimak Intensif(Intensif Listening)
Menyimak intensif(Intensif Listening) adalah menyimak yang diarahkan pada suatu yang jauh lebih diawasi, dikontrol, terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini harus diadakan suatu pembagian penting yaitu diarahkan pada butir-butir bahasa sebagai bagian dari program pengajaran bahasa atau pada pemahaman serta pengertian umum.Jelas bahwa dalam kasus yang kedua ini maka bahasa secara umum sudah diketahui oleh para murid.
3)      Menyimak Sosial ( Sosial listening) atau menyimak konversasional (conversation listening) ataupun menyimak sopan (Courtens listening)
Biasanya berlangsung dalam situs-situs sosial tempat orang mengobrol mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat respons-respons yang pantas, mengikuti detail-detail yang menarik, dan memerhatikan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan, dikatakan oleh seorang rekan. Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit mencangkup dua hal, yaitu perkataan menyimak secara sopan santun dengan penuh perhatian percakapan atau konversasi dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud. Dan kedua mengerti serta memahami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam proses komunikasi tersebut.
4)      Menyimak Sekunder (secondary listening)
Menyimak sekunder(secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan secara ekstensif misalnya, menyimak pada musik yang mengirim tarian-tarian rakyat terdengar secara sayup-sayup sementara kita menulis surat pada teman di rumah atau menikmatin musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah seperti menulis, pekerjaan tangan dengan tanah liat, membuat sketsa dan latihan menulis dengan tulisan tangan.
5)      Menyimak Estetik(aesthetic listening) disebut juga menyimak apresiatif ( appreciational listening)
Adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk kedalam menyimak ekstensif, mencangkup dua hal yaitu pertama menyimak musik, puisi, teka-teki, dan lakon lakon yang diceritakan oleh guru atau murid-murid.
6)      Menyimak Kritis ( critical listening)
Adalah sejenis kegiatan menyimak yang didalamnya sudah terlihat kurangnya atau tiadanya keaslian ataupun kehadiran prasangka serta ketidak telitian yang akan diamati. Murid-murid perlu banyak belajar mendengarkan,menyimak secara kritis untuk memperoleh kebenaran.Menyimak Konsentratif (consentrative listening)
Sering juga disebut study-type listening atau menyimak yang merupakan jenis telah kegiatan-kegiatan tercakup dalam menyimak konsentratif antara lain: menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk serta menyimak urutan-urutan ide, fakta-fakta penting dan sebab akibat.
7)      Menyimak kreatif (creative listening)
Adalah jenis menyimak yang mengakibatkan dalam pembentukan atau rekonstruksi seorang anak secara imaginative kesenangan-kesenangan akan bunyi, visual ataupenglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankanoleh apa-apadidengarkan.
8)      Menyimak Introgatif ( introgative listening)
Adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan, karena sipenyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini si penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatianya pada pemrolehan informasi atau mengenai jalur khusus.
9)      Menyimak Penyelidikan (exploratory listening)
Adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud dan yang agak lebih singkat. Dalam kegiatan menyimak seperti ini si penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian dan informasi tambahan mengenai suatu topik atau suatu pergunjingan yang menarik.
10)  Menyimak pasif ( passive listening)
Adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasa menandai upaya-upaya kita saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghapal luar kepala, berlatih serta menguasai sesuatu bahasa. Salah satu contoh menyimak pasif adalah penduduk pribumi yang tidak bersekolah lancar berbahasa asing. Hal ini dimungkinkan karena mereka hidup langsung di daerah bahasa tersebut beberapa lama dan memberikan kesempatan yang cukup bagi otak mereka menyimak bahasa itu.
11)  Menyimak Selektif (selective listening)
Berhubungan erat dengan menyimak pasif. Betapapun efektifnya menyimak pasif itu tetapi biasanya tidak dianggap sebagai kegiatan yang memuaskan. Oleh karena itu menyimak sangat dibutuhkan. Namun demikian, menyimak selektif hendaknya tidak menggantikan menyimak pasif, tetapi justru melengkapinya. Penyimak harus memanfaatkan kedua teknik tersebut. Dengan demikian, berarti mengimbangi isolasi kaltural kita dari masyarakat bahasa asing itu dan tendensi kita untuk menginterprestasikan.

2.5 Faktor yang Mempengaruhi dalam Menyimak
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menyimak diantaranya adalah:
a.       Faktor Fisik
     Kondisi fisik dan lingkungan fisik penyimak merupakan factor yang penting dalam menentu kan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak.
b.      Factor Psikologis
Factor Psikologis melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi, yaitu faktor-faktor psikilogis dalam menyimak. Faktor-faktor ini antara lain mencangkup masalah-masalah:
1)      Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan alasan.
2)      Keegosentrisan dan keasyikan terhadap minat pribadi serta masalah pribadi serta masalah pribadi.
3)      Kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas.
4)      Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan.
5)      Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok pembicaraan, atau terhadap sang pembicara.
6)      Sabagian atau semua faktor tersebut diatas dapat mempengaruhi kegiatan menyimak kearah yang merugikan yang tidak kita inginkan, dan hal ini mempunyai akibat yang buruk bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa.Dalam hal-hal seperti inilah para guru harus menampilkan fungsi bimbingan dan penyuluhan serta mencoba memperbaiki kondisi-kondisi yang merugikan tersebut.
           
Guru juga harus mempertinggi serta memperkuatkan  sifat ketanpaprasangkaan, kewajaran yang tidak berat sebelah, serta sifat yang tidak mementingkan diri sendiri dan mencoba untuk memberikan serta mengadakan suatu latar belakang yang bersifat merangsang minat yang aka bertindak sebagai suatu keadaan yang menguntungkan bagi menyimak responsive.
Sebaliknya faktor-faktor psikologis ini pun mungkin pula sangat menguntungkan bagi kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, misalnya pengalaman-pengalaman masa lalu yang sangat menyenangkan, yang telah menentukan minat-minat dan pilihan-pilihan, kepandaian yang beranekaragam dan lain-lainnya, kalau dihubungkan dengan suatu bidang diskusi jelas merupakan pengaruh-pengaruh baik bagi kegiatan menyimak yang mengasyikan yang memukau dan menarik hati.

2.6 Perbedaan Gaya Menyimak berdasarkan perbedaan jenis kelamin
 Perbedaan gaya menyimak

Pria
Wanita
Objektif          
Subjektif
Aktif  
Pasif
Keras kepala   
Simpatik
Analisis          
Difisuf
Rasional
Sensitive
Tidak mau mundur
Mudah terpengaruh
Netral
Cenderung memihak
Intrusif           
Mudah mengalah
Menguasai Emosi       
Emosional





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah cara-cara atau siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mendapatkan hasil yang optimal.Teknik pembelajaran di tentukan berdasarkan metode yang digunakan menurut pendekatan yang dianut.Teknik pembelajaran tersebut meliputi teknik pembelajaran bahasa lisan dan teknik pembelajaran bahasa tulisan.
Menyimak adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan pengalaman. Tujuan menyimak yaitu agar orang yang mendengar dapat memperoleh pengetahuan atau informasi mengenai hal tertentu dari berita atau cerita yang di dengar.

3.2 Saran
Karena menyimak memiliki peran yang sangat penting dan sangat banyak dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari, maka sangat penting juga bagi kita untuk mengetahui dan memahami menyimak dengan baik. Agar mendapatkan pesan, informasi, gagasan atau hal-hal yang tidak keliru. Dan agar tidak terjadinya kesalahpahaman dan miskomuniksai dalam berkomunikasi.








DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Hermawan, Herry. 2012. Menyimak: Keterampilan Berkomunikasi Yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Brata, M, (2010). Keterampilan Menyimak .[Online] Tersedian:http//mbahbrata edu.blogspot.com/2010/04/keterampilan menyimak.html

Fajrin. (2010). Teknik Pendidikan Bahasa di kelas Rendah.[Online]. Tersedia: http://fajrinstation.blogspot/2010/04/teknik-pendidikan-bahasa-di-kelas.html

Octaviani.F,P,(2013). Teknik Pembelajaran Menyimak.[Online]. Tersedia: http://zonafiyora.blogspot.com/2013/02/teknik-pembelajaran-menyimak.html

Setyaningrum,Y. (2013). KemampuanMenyimak di SD.[Online]. 
Tersedia:http://yurishandcraft.blogspot.com/2013/12/kemampuan-menyimak-di-sd_15.html







Text Box: 15
 

No comments:

Post a Comment