Belajar Itu Asik

Belajar Itu Asik
Aku Senang Belajar

Monday, November 20, 2017

Berbicara Menurut Beberapa Pakar

A.    Pengertian Berbicara Menurut Beberapa Pakar
Manusia adalah makhluk sosial dan tindakan pertama dan paling peting, adalah tindakan sosial, sesuatu tindakan tempat saling menemukan pengalaman, saling mengemukan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan atau saling mengekspresikan, serta menyetujui suatu pendirian atau keyakinan. Oleh karena itu, di dalam tindakan sosial haruslah terdapat elemen-elemen umum, yang sama-sama disetujui dan dipahami oleh sejumlah orang yang merupakan suatu masyarakat untuk menghubungkan sesama anggota masyarakat maka diperlukanlah komonikasi (Tarigan, 2015:8).
·         Seperti yang diungkapkan Tarigan (2015:16) berbicara merupakan kegiatan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan dengan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan, mengatakan serta menyatakan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (milik) pembicara.
·         Suharyanti, (2011:6) junga mengeukakan bahwa berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrument yang mengungkapkan kepada penyimak hamper secara langsung, apakah pembicara memahami atau tidak baiknya bahan pembicraaannya atau penyimakkannya.
·         Mulyati  dkk  (2008:33)  yang menyatakan  bahwa  keterampilan  berbicara  penting  diajarkan  kepada murid karena dengan keterampilan berbicara murid dapat menyampaikan kegiatan berbicara informal, menyampaikan pengumuman, menyampaikan argumentasi, bermusyawarah, berdiskusi dan berpidato.
Dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan mengenai berbicara bahwa berbicara merupakan pengucapkan bunyi-bunyi untuk penyampian argument atau menyampaikan informasi melalui sebuah rangkaian nada serta dengan gerakan tangan dan memek muka yang biasa dilakukan saat diskusi atau berpidato.

<

B.     Tujuan Berbicara
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Oleh karena itu, agar dapat menyampaikan pesan secara efektif, pembicara harus memahami apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan. Tarigan, (2015:17) juga mengemukakan bahwa berbicara mempunyai tiga maksud umum yaitu untuk memberitahukan dan melaporkan (to inform), menjamu dan menghibur (to entertain), serta untuk membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan (to persuade).
Tarigan, (2015:16) mengemukakan tujuan berbicara adalah untuk berkomunikasi, agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, seyogianyalah sang pembicara memahami makna segala sesuatuvyang ingin dikomunikasikan. Selain itu berbicara juga untuk meyakinkan pendengar, menghendaki tindakan atau reaksi fisik pendengar, memberitahukan, dan menyenangkan para pendengar. Pendapat ini tidak hanya menekankan bahwa tujuan berbicara hanya untuk memberitahukan, meyakinkan,  menghibur, namun juga menghendaki reaksi fisik atau tindakan dari si pendengar atau penyimak.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan berbicara yang utama ialah untuk berkomunikasi. Tujuan berbicara secara umum  ialah untuk memberitahukan atau melaporkan informasi kepada penerima informasi, meyakinkan atau mempengaruhi penerima informasi, untuk menghibur, serta menghendaki reaksi dari pendengar atau penerima informasi.

C.   Tes Kemampuan Berbicara
Kemampuan berbicara merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang kemampuan lainnya dalam berkomunikasi dan untuk mengetahui kemampuan tersebut perlu adanya tes kemmpuan berbicara, tes tersebut meliputi; a) Tes subjektif dan b) Tes respons terbatas.
1.       Tes Subjektif
Zuhdi (2002:169-171) mengemukakan bahwa secara umum, bentuk tes yang dapat digunakan dalam mengukur kemampuan berbicara adalah tes subjektif yang berisi perintah untuk melakukan kegiatan berbicara. Beberapa tes yang dapat digunakan antara lain:
a.       Tes kemampuan berbicara berdasarkan gambar. Tes ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan sehubungan dengan rangkaian gambar atau menceritakan rangkaian gambar.
b.      Tes wawancara, yang digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa yang sudah cukup memadai.
c.       Bercerita, yang dilakukan dengan cara mengungkapkan sesuatu (pengalamannya atau topik tertentu).
d.      Diskusi, dengan cara meminta mendiskusikan topik tertentu.
e.       Ujaran terstruktur, yang meliputi mengatakan kembali, membaca kutipan, mengubah kalimat dan membuat kalimat.
Selanjutnya, Puji Santoso, dkk (2006:19-7.24) mengemukakan bahwa ada tiga jenis tes yang dapat digunakan untuk menilai atau mengukur kemampuan berbicara, yaitu tes respons terbatas, tes terpandu dan tes wawancara.
2.      Tes Respons Terbatas
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara secara terbatas atau secara singkat. Tes jenis ini mencakup beberapa macam tes, yaitu:
a)      Tes respons terarah. Tes ini dilakukan dengan cara meminta menirukan isyarat (cue) yang disampaikan. 
b)      Tes isyarat atau penanda gambar. Tes ini menggunakan gambar sebagai sarana untuk mengukur kemampuan berbicara.
c)      Tes berbicara nyaring. Tes ini dilakukan dengan cara meminta murid untuk membaca dengan bersuara kalimat atau paragraf yang disediakan oleh guru.

<

No comments:

Post a Comment