A.
Pengertian Berbicara Menurut Beberapa Pakar
Manusia adalah makhluk sosial dan tindakan pertama dan
paling peting, adalah tindakan sosial, sesuatu tindakan tempat saling menemukan
pengalaman, saling mengemukan dan menerima pikiran, saling mengutarakan
perasaan atau saling mengekspresikan, serta menyetujui suatu pendirian atau
keyakinan. Oleh karena itu, di dalam tindakan sosial haruslah terdapat
elemen-elemen umum, yang sama-sama disetujui dan dipahami oleh sejumlah orang yang
merupakan suatu masyarakat untuk menghubungkan sesama anggota masyarakat maka
diperlukanlah komonikasi (Tarigan, 2015:8).
·
Seperti yang diungkapkan
Tarigan
(2015:16) berbicara merupakan kegiatan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan
dengan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan,
mengatakan serta menyatakan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima
informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika
komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah lagi dengan gerak tangan dan
air muka (milik) pembicara.
·
Suharyanti, (2011:6)
junga mengeukakan bahwa berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan
gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrument
yang mengungkapkan kepada penyimak hamper secara langsung, apakah pembicara
memahami atau tidak baiknya bahan pembicraaannya atau penyimakkannya.
·
Mulyati dkk (2008:33)
yang menyatakan bahwa
keterampilan
berbicara penting
diajarkan kepada
murid karena dengan keterampilan berbicara
murid dapat menyampaikan kegiatan berbicara informal, menyampaikan pengumuman, menyampaikan argumentasi, bermusyawarah,
berdiskusi dan berpidato.
Dari
beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan mengenai berbicara bahwa berbicara
merupakan pengucapkan bunyi-bunyi untuk penyampian argument atau menyampaikan
informasi melalui sebuah rangkaian nada serta dengan gerakan tangan dan memek
muka yang biasa dilakukan saat diskusi atau berpidato.
B. Tujuan
Berbicara
Tujuan
utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Oleh karena itu, agar dapat menyampaikan pesan secara
efektif, pembicara harus memahami apa yang akan disampaikan atau
dikomunikasikan. Tarigan, (2015:17) juga mengemukakan bahwa berbicara mempunyai
tiga maksud umum yaitu untuk memberitahukan dan melaporkan (to inform),
menjamu dan menghibur (to entertain), serta untuk membujuk, mengajak,
mendesak dan meyakinkan (to persuade).
Tarigan,
(2015:16) mengemukakan tujuan berbicara adalah untuk berkomunikasi, agar dapat
menyampaikan pikiran secara efektif, seyogianyalah sang pembicara memahami
makna segala sesuatuvyang ingin dikomunikasikan. Selain itu berbicara juga
untuk meyakinkan pendengar, menghendaki tindakan atau reaksi fisik pendengar,
memberitahukan, dan menyenangkan para pendengar. Pendapat ini tidak hanya
menekankan bahwa tujuan berbicara hanya untuk memberitahukan, meyakinkan,
menghibur, namun juga menghendaki reaksi fisik atau tindakan dari si
pendengar atau penyimak.
Berdasarkan
beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
tujuan berbicara yang utama ialah untuk berkomunikasi. Tujuan berbicara
secara umum ialah untuk memberitahukan atau melaporkan informasi kepada
penerima informasi, meyakinkan atau mempengaruhi penerima informasi, untuk
menghibur, serta menghendaki reaksi dari pendengar atau penerima informasi.
C. Tes Kemampuan Berbicara
Kemampuan
berbicara merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang kemampuan lainnya
dalam berkomunikasi dan untuk mengetahui kemampuan tersebut perlu adanya tes
kemmpuan berbicara, tes tersebut meliputi; a) Tes subjektif dan b) Tes respons
terbatas.
1.
Tes Subjektif
Zuhdi
(2002:169-171) mengemukakan bahwa secara umum, bentuk tes yang dapat digunakan
dalam mengukur kemampuan berbicara adalah tes subjektif yang berisi perintah
untuk melakukan kegiatan berbicara. Beberapa tes yang dapat digunakan antara
lain:
a.
Tes kemampuan berbicara
berdasarkan gambar. Tes ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan
sehubungan dengan rangkaian gambar atau menceritakan rangkaian gambar.
b.
Tes wawancara, yang
digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa yang sudah cukup memadai.
c.
Bercerita, yang
dilakukan dengan cara mengungkapkan sesuatu (pengalamannya atau topik
tertentu).
d.
Diskusi, dengan cara
meminta mendiskusikan topik tertentu.
e.
Ujaran terstruktur,
yang meliputi mengatakan kembali, membaca kutipan, mengubah kalimat dan membuat
kalimat.
Selanjutnya, Puji Santoso, dkk (2006:19-7.24)
mengemukakan bahwa ada tiga jenis tes yang dapat digunakan untuk menilai atau
mengukur kemampuan berbicara, yaitu tes respons terbatas, tes terpandu dan tes
wawancara.
2. Tes
Respons Terbatas
Tes
ini digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara secara terbatas atau secara
singkat. Tes jenis ini mencakup beberapa macam tes, yaitu:
a) Tes
respons terarah. Tes ini dilakukan dengan cara meminta menirukan isyarat (cue) yang disampaikan.
b) Tes
isyarat atau penanda gambar. Tes ini menggunakan gambar sebagai sarana untuk
mengukur kemampuan berbicara.
c) Tes
berbicara nyaring. Tes ini dilakukan dengan cara meminta murid untuk membaca
dengan bersuara kalimat atau paragraf yang disediakan oleh guru.
No comments:
Post a Comment