BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial.
Artinya manusia tidak dapat hidup sendiri, akan selalu membutuhkan orang lain.
Kodratnya manusia itu hidup bersama, bukan individu. Karena itu di dalam
kehidupannya, manusia selalu berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang
lainnya. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi itu tentunya pada umumnya
melibatkan kegiatan berbicara dan mendengarkan. Namun masih seringkali
terjadi miskomunikasi dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Hal ini dikarenakan
dalam prosesnya hanya sekadar berbicara dan mendengar saja, mereka melupakan
menyimak. Memang menyimak itu mendengarkan, tetapi menyimak bukan sekadar mendengarkan,
melainkan memahami dan menggapi apa yang dikatakan dan disampaikan oleh
pembicara.
Oleh karena itu, menyimak mempunyai
peranan yang sangat penting dalam proses berinterkasi
dan berkomunikasi di dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu juga lah mengapa
pembelajaran keterampilan berbahasa diajarkan untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Terutama menyimak, yang memiliki persentase paling banyak dalam
berinteraksi dan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pengetahuan kebahasaan kita
mengenal istilah mendengar, mendengarkan dan menyimak. Ketiga kata ini tentu
mempunyai makna yang berbeda. Secara sekilas, mendengar adalah proses kegiatan
menerima bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebetulan saja.
Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan memberikan pengetahuan agar Siswa
mampu menguasai bahasa Indonesia sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan ini
maka, pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh Siswa
secara baik dan benar sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), yaitu keterampilan menyimak (listening skill) ,keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill),dan
keterampilan menulis (writing skill).
Dari keempat keterampilan berbahasa (language skill) yang dikemukakan di
atas hanya keterampilan menyimak yang akan menjadi perhatian dalam
makalah ini karena pada umumnya pengetahuan diperoleh melalui keterampilan
menyimak. Setiap orang mendengar berita-berita
melalui media masa maupun informasi melalui tatap muka, saat itu telah
berlangsung pula kegiatan menyimak. Oleh karena itu, pengajaran menyimak
mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah
dasar sebab kemampuan menyimak yang baik adalah kondisi awal untuk menghasilkan
prestasi belajar yang baik
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan
makalah sebagai berikut.
1)
Apa yang dimaksud dengan menyimak?
2)
Apa tujuan menyimak?
3)
Bagaimana tahap-tahap menyimak?
4)
Apa saja jenis
menyimak?
5)
Apa saja factor-faktor
yang mempengaruhi kemampuan menyimak?
6)
Apa
Saja Perbedaan Gaya Menyimak berdasarkan perbedaan jenis
kelamin?
1.3 Tujuan
Tujuan dari
penulisan makalah adalah sebagai berikut.
1)
Siswa dapat mengetahui
pengertian menyimak
2)
Siswa dapat mengetahui
tujuan menyimak
3)
Siswa dapat mengetahui tahap-tahap menyimak
4)
Siswa dapat menyebutkan
jenis-jenis menyimak
5)
Siswa dapat mengetahui
factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menyimak
6)
Siswa dapat mengetahui perbedaan gaya menyimak
berdasarkan perbedaan jenis kelamin
1.4
Manfaat
Adapun Manfaat yang didapat dari makalah ini
adalah sebagai berikut.
1)
Memahami pengertian menyimak
2)
Mengetahui tujuan menyimak
3)
Mengetahui tahap-tahap menyimak
4)
Menyebutkan jenis-jenis menyimak
5)
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan menyimak
6)
Mengetahui perbedaan gaya menyimak berdasarkan
perbedaan jenis kelamin
1.5
Penegasan Istilah
Menyimak adalah mendengarkan atau memerhatikan
baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”. Menurut poerwadarminta (1984:
941)
Menyimak
adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, argumentasi,serta interprestasi untuk memperoleh
informasi, menangkap serta, memahami makna komunikasi yang disampaikan si
pembicara melalui ucapan atau bahasa lisan. Menurut Tarigan (1993: 20)
1.6 Metode Penulisan
Metode yang di pakai dalam penulisan
makalah ini adalah
Metode Pustaka yaitu, metode yang dilakukan dengan mempelajari dan
mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku
maupun informasi di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Menyimak
Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan.Namun ,
kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata itu terdapat perbedaan pengertian.
Mendengar didefinisikan sebagai suatu proses penerimaan bunyi yang dating dari
luar tanpa banyak memerhatikan makna dan pesan bunyi itu. Sedangkan menyimak
adalah proses mengdengar dengan pemahaman dan perhatian terhadap makna dan
pesan bunyi itu. Jadi, di dalam proses menyimak sudah termasuk mendengar,
sebaliknya mendengar belum tentu menyimak. Di dalam bahasa Inggris terdapat
istilah “listening comprehension” untuk menyimak dan “to hear” untuk mendengar.
Menurut poerwadarminta (1984: 941) “ Menyimak adalah mendengarkan atau
memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”. Menyimak merupakan
proses pendengaran, mengenal dan menginterprestasikan lambing-lambang lisan,
sedangkan mendengar adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar
tanpa banyak memerhatikan makna itu.
Jika keterampilan menyimak dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang
lain, seperti keterampilan membaca, maka kedua keterampilan berbahasa ini
berhubungan erat, karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi.
Perbedaannya terletak dalam hal jenis komunikasi.Menyimak berhubungan dengan
komunikasi lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam
hal tujuan, keduanya mengandung persamaan, yaitu memperoleh informasi,
menangkap isi, memahami makna komunikasi.
Menurut Tarigan (1993: 20) mengemukakan pengertian menyimak sebagai
berikut: menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, argumentasi,serta interprestasi untuk
memperoleh informasi, menangkap serta, memahami makna komunikasi yang disampaikan
si pembicara melalui ucapan atau bahasa lisan. Dari uraian diatas,maka dapatlah
ditarik kesimpulan bahwa menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan
baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan
memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya.
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang cukup kompleks
karena melibatkan berbagai proses menyimak dalam saat yang sama. Pada saat
menyimak mendengarkan bunyi berbahasa, pada saat itu pula mentalnya aktif
bekerja mencoba memahami, menafsirkan apa yang disampaikan pembicara, dan pada
saat itu ia harus menerima respons. Pada dasarnya respons yang diberikan itu
akan terjadi setelah terjadinya integrasi antara pesan yang didengar dengan
latar belakang pengetahuan dan pengalaman penyimak. Respon itu bias sama dengan
yang dikehendaki pembicara dan bias pula tidak sama.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hakikat menyimak itu adalah
suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun
penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses
menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan
pengalaman.
2.2 Tujuan
Menyimak
Tujuan menyimak dapat disimpulkan
sebagai berikut.
a)
Menyimak untuk belajar dimana orang
tersebut bertujuan agar ia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang
pembicara.
b)
Menyimak
untuk menikmati dimana orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan
terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau
dipagelarkan (terutama sekali dalam bidang seni).
c)
Menyimak untuk mengevaluasikan
dimana orang menyimak dengan maksud agar ia dapat menilai apa-apa yang dia
simak (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tidak logis dan lain-lain).
d)
Menyimak
untuk mengapresiasi dimana orang yang menyimak dapat menikmati serta menghargai
apa-apa yang disimaknya itu (misalnya: pembaca berita, puisi,music dan lagu
dialog, diskusi panel,dan perdebatan).
e)
Menyimak untuk mengkomunikasikan
ide-ide dimana orang yang menyimak bermaksud agar ia dapat menkomunikasikan
ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaanya kepada orang lain dengan
lancar dan tepat.
f)
Menyimak untuk membedakan
bunyi-bunyi dimana orang yang menyimak bermasud agar dia dapat membedakan
bunyi-bunyi yang tepat; mana bunyi yang membedakan arti (distingtif), mana
bunyi yang tidak membedakan arti;biasanya ini terlihat pada seseorang yang
sedang belajar bahasa asing yang asik mendengarkan ujaran pembicara asli
(native speaker).
g)
Menyimak untuk memecahkan masalah
dimana orang yang menyimak bermasud agar ia dapat memecahkan masalah secara
kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak
masukan berharga.
h)
Menyimak untuk menyainkan dimana
orang yang menyimak untuk menyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau
pendapat yang selama ini dia ragukan.
2.3
Tahap-Tahap Menyimak
Dalam komunikasi, menyimak teridiri dari berbagai
elemen seperti penerimaan, pemahaman, pengingatan, pengevaluasian dan
penanggapan (Adler et al., 1986 ; Lesikar et al., 1999 ; Myers & Myers,
1975 ; DeVito, 2001).
1) Penerimaan
Menyimak dimulai dengan penerimaan
pesan yang dikirim pembicara baik yang bersifat verbal maupun non verbal. Tentu
saja dalam memaknai pesan-pesan verbal ini perlu juga diperhatikan, atau akan
disesuaikan dengan, hal-hal yang sifatnya non verbal seperti gesture, ekspresi
wajah dan nada atau tekanan suara.
2) Pemahaman
Pemahaman disusun dari dua elemen pokok, pembelajaran
dan pemberian makna.
3) Pengingatan
Kemampuan untuk mengingat informasi berkaitan dengan
seberapa banyak informasi yang ada dalam benak dan apakah informasi bisa
diulang atau tidak.
4) Pengevaluasian
Pengevaluasian terdiri dari penilaian dan pengkritisan
pesan.
5) Penanggapan
Penanggapan terjadi dalam fase (1) tanggapan yang kita
buat sementara pembicara berbicara, berupa dukungan, dan (2) tanggapan
yang kita buat setelah pembicara berhenti berbicara, berupa ketelitian,
pertanyaan, pengklarifikasian, tantangaan dan persetujuan.
Menurut Ruth G. Strickland menyimpulkan ada Sembilan
tahap menyimak, yaitu:
1) Menyimak
berkala.
Menyimak ini dialami saat yang dibicarakan oleh
pembicara mengenai diri si penyimak.
2) Menyimak
dengan perhatian dangkal.
Menyimak seperti ini terjadi karena adanya
gangguan-gangguan atau selingan.
3) Setengah
menyimak.
Menyimak ini terjadi dikarenakan adanya hal di dalam
hati yang ingin disampaikan
atau diutarakan si penyimak.
4) Menyimak
serapan.
Menyimak jenis ini terjadi dikarenakan si penyimak
menyerap hal-hal yang tidak penting.
5) Menyimak sekali-sekali.
Dalam
jenis menyimak ini, si penyimak hanyaa menyimak jika kalimat atau kata-kata
yang disampaikan si pembicara menarik menurutnya.
6) Menyimak
asosiatif.
Dalam menyimak ini, penyimak hanya mengingat hal-hal
atau pengalaman pribadinya sehingga dia tidak memberikan respon terhadap
pembicara.
7) Menyimak
dengan reaksi berkala.
Disini, penyimak memberikan komentar ataupun bertanya
kepada pembicara.
8) Menyimak
secara saksama.
Penyimak benar-benar mengikuti pembicaraan pembicara
dengan sungguh-sungguh.
9) Menyimak
secara aktif.
Ini lah menyimak yang benar-benar baik, karena
mengetahui atau mendapatkan gagasan atau hal-hal yang disampaikan pembicara.
Sedangkan Hunt mengemukakan ada tujuh tahapan dalam
menyimak, yaitu :
1)
Isolasi
(pemisahana/memisahkan)
Pada tahap ini penyimak harus bisa
memisahkan bunyi-bunyi, fakta-fakta atau ide-ide yang dikatakan pembicara. Yang mana
hal-hal atau sesuatu yang baik dan benar.
2)
Identifikasi
(menentukan atau menetapkan)
Dalam tahapan menyimak ini. Penyimak mencatat apa yang sedang dibicarakan
tentang hal-hal yang dianggap penting dan bermanfaat baginya. Apalagi
rangsangan atau gambaran
tertentu sudah kita ketahui maka suatu maknanya bisa kita tetapkan kepada setiap
hal-hal yang berdiri sendiri itu.
3)
Integrasi
(Penyatuan/menyatukan)
Pada tahapan ini, penyimak
menyatupadukan dan menyesuaikan hal-hal yang didapatkannya saat menyimak dengan
informasi lain yang telah dimilikinya dan diketahuinya sebelumnya.
4)
Inspeksi
Pada tahap ini, penyimak
membandingkan dan memeriksa kembali informasi yang baru saja diterimanya dengan
pengetahuannya sendiri. Kemudian menilainya, yang mana yang bisa dilakukan dan
yang tidak.
5)
Interpretasi
Pada tahap ini, penyimak mengevaluasi sesuatu yang didengar dan mencari tahu sumber
informasi yang disampaikan dari
mana datangnya semua informasi itu. Disini, penyimak memberikan kesan
dan memberikan tanggapannya, menyampaikan pendapatnya.
6)
Interpolasi
Pada tahapan ini, jika dalam
penyimakan kita tidak menemukan pesan yang berisi informasi yang
bermanfat bagi kita ataupun merasa tidak lengkap dan tidak bisa kita cerna,
maka kita lah yang memberikan ide-idenya dari pengetahuan ataupun pengalam kita
sehingga kita bisa menemukan informasi dari pesan itu dengan lengkap dan
sempurna.
7)
Introspeksi
Pada tahap ini, penyimak menguji informasi yang didapatkannya dengan
pengetahuan dan pengalamannya senidri. Agar dia dapat menerapkannya di
lingkungannya dan kehidupannya.
2.4 Jenis-Jenis
Menyimak
Adapun
jenis-jenis menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (Sutari, 1998: 47)
adalah sebagai berikut:
1)
Menyimak Ekstensif (Extensive
Listening)
Menyimak ekstensif ( extensive
listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal
lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu bahasa, tidak perlu di bawah
bimbingan langsung seorang guru. Penggunaan yang paling mendasar ialah untuk
menyajikan kembali bahan yang telah diketahui dalam suatu lingkungan baru
dengan cara yang baru. Selain itu, dapat pula murid dibiarkan mendengar
butir-butir kosakata dan struktur-struktur yang baru bagi murid yang terdapat
dalam arus bahasa yang ada dalam kapasitasnya untuk menangabinya. Pada umumnya,
sumber yang paling baik untuk menyimak ekstensif adalah rekaman yang dibuat
guru sendiri, misalnya rekamanan yang bersumber dari siaran radio, televise,
dan sebagainya.
2)
Menyimak Intensif(Intensif
Listening)
Menyimak intensif(Intensif Listening) adalah menyimak yang diarahkan
pada suatu yang jauh lebih diawasi, dikontrol, terhadap suatu hal tertentu.
Dalam hal ini harus diadakan suatu pembagian penting yaitu diarahkan pada
butir-butir bahasa sebagai bagian dari program pengajaran bahasa atau pada
pemahaman serta pengertian umum.Jelas bahwa dalam kasus yang kedua ini maka
bahasa secara umum sudah diketahui oleh para murid.
3)
Menyimak Sosial ( Sosial listening)
atau menyimak konversasional (conversation listening) ataupun menyimak sopan
(Courtens listening)
Biasanya
berlangsung dalam situs-situs sosial tempat orang mengobrol mengenai hal-hal
yang menarik perhatian semua orang dan saling mendengarkan satu sama lain untuk
membuat respons-respons yang pantas, mengikuti detail-detail yang menarik, dan
memerhatikan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan, dikatakan
oleh seorang rekan. Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial
paling sedikit mencangkup dua hal, yaitu perkataan menyimak secara sopan santun
dengan penuh perhatian percakapan atau konversasi dalam situasi-situasi sosial
dengan suatu maksud. Dan kedua mengerti serta memahami peranan-peranan
pembicara dan menyimak dalam proses komunikasi tersebut.
4)
Menyimak Sekunder (secondary
listening)
Menyimak sekunder(secondary
listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan secara
ekstensif misalnya, menyimak pada musik yang mengirim tarian-tarian rakyat terdengar
secara sayup-sayup sementara kita menulis surat pada teman di rumah atau
menikmatin musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di
sekolah seperti menulis, pekerjaan tangan dengan tanah liat, membuat sketsa dan
latihan menulis dengan tulisan tangan.
5)
Menyimak Estetik(aesthetic listening) disebut juga menyimak apresiatif ( appreciational
listening)
Adalah
fase terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk kedalam
menyimak ekstensif, mencangkup dua hal yaitu pertama menyimak musik, puisi,
teka-teki, dan lakon lakon yang diceritakan oleh guru atau murid-murid.
6)
Menyimak Kritis ( critical
listening)
Adalah
sejenis kegiatan menyimak yang didalamnya sudah terlihat kurangnya atau
tiadanya keaslian ataupun kehadiran prasangka serta ketidak telitian yang akan
diamati. Murid-murid perlu banyak belajar mendengarkan,menyimak secara kritis
untuk memperoleh kebenaran.Menyimak Konsentratif (consentrative listening)
Sering juga
disebut study-type listening atau menyimak yang merupakan jenis telah
kegiatan-kegiatan tercakup dalam menyimak konsentratif antara lain: menyimak
untuk mengikuti petunjuk-petunjuk serta menyimak urutan-urutan ide, fakta-fakta
penting dan sebab akibat.
7)
Menyimak kreatif (creative listening)
Adalah
jenis menyimak yang mengakibatkan dalam pembentukan atau rekonstruksi seorang
anak secara imaginative kesenangan-kesenangan akan bunyi, visual
ataupenglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang
disarankanoleh apa-apadidengarkan.
8)
Menyimak Introgatif ( introgative
listening)
Adalah
sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi,
pemusatan perhatian dan pemilihan, karena sipenyimak harus mengajukan
pertanyaan-pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini si penyimak
mempersempit serta mengarahkan perhatianya pada pemrolehan informasi atau
mengenai jalur khusus.
9)
Menyimak Penyelidikan (exploratory
listening)
Adalah
sejenis menyimak intensif dengan maksud dan yang agak lebih singkat. Dalam
kegiatan menyimak seperti ini si penyimak menyiagakan perhatiannya untuk
menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian dan informasi tambahan mengenai
suatu topik atau suatu pergunjingan yang menarik.
10)
Menyimak
pasif ( passive listening)
Adalah
penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasa menandai upaya-upaya kita
saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghapal luar kepala,
berlatih serta menguasai sesuatu bahasa. Salah satu
contoh menyimak pasif adalah penduduk pribumi yang tidak bersekolah lancar
berbahasa asing. Hal ini dimungkinkan karena mereka hidup langsung di daerah
bahasa tersebut beberapa lama dan memberikan kesempatan yang cukup bagi otak
mereka menyimak bahasa itu.
11)
Menyimak Selektif (selective
listening)
Berhubungan
erat dengan menyimak pasif. Betapapun efektifnya menyimak pasif itu tetapi
biasanya tidak dianggap sebagai kegiatan yang memuaskan. Oleh karena itu
menyimak sangat dibutuhkan. Namun demikian, menyimak selektif hendaknya tidak
menggantikan menyimak pasif, tetapi justru melengkapinya. Penyimak harus
memanfaatkan kedua teknik tersebut. Dengan demikian, berarti mengimbangi
isolasi kaltural kita dari masyarakat bahasa asing itu dan tendensi kita untuk
menginterprestasikan.
2.5 Faktor yang
Mempengaruhi dalam Menyimak
Faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam menyimak diantaranya adalah:
a.
Faktor Fisik
Kondisi fisik dan lingkungan fisik
penyimak merupakan factor yang penting dalam menentu kan
keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak.
b.
Factor Psikologis
Factor
Psikologis melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi, yaitu faktor-faktor
psikilogis dalam menyimak. Faktor-faktor ini antara lain mencangkup
masalah-masalah:
1)
Prasangka dan kurangnya simpati
terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan alasan.
2)
Keegosentrisan dan keasyikan
terhadap minat pribadi serta masalah pribadi serta masalah pribadi.
3)
Kepicikan yang menyebabkan pandangan
yang kurang luas.
4)
Kebosanan dan kejenuhan yang
menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan.
5)
Sikap
yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok pembicaraan,
atau terhadap sang pembicara.
6)
Sabagian
atau semua faktor tersebut diatas dapat mempengaruhi kegiatan menyimak kearah
yang merugikan yang tidak kita inginkan, dan hal ini mempunyai akibat yang
buruk bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa.Dalam hal-hal
seperti inilah para guru harus menampilkan fungsi bimbingan dan penyuluhan
serta mencoba memperbaiki kondisi-kondisi yang merugikan tersebut.
Guru juga harus mempertinggi serta
memperkuatkan sifat ketanpaprasangkaan, kewajaran yang tidak berat
sebelah, serta sifat yang tidak mementingkan diri sendiri dan mencoba untuk
memberikan serta mengadakan suatu latar belakang yang bersifat merangsang minat
yang aka bertindak sebagai suatu keadaan yang menguntungkan bagi menyimak
responsive.
Sebaliknya faktor-faktor psikologis
ini pun mungkin pula sangat menguntungkan bagi kegiatan menyimak dengan penuh
perhatian, misalnya pengalaman-pengalaman masa lalu yang sangat menyenangkan,
yang telah menentukan minat-minat dan pilihan-pilihan, kepandaian yang
beranekaragam dan lain-lainnya, kalau dihubungkan dengan suatu bidang diskusi
jelas merupakan pengaruh-pengaruh baik bagi kegiatan menyimak yang mengasyikan
yang memukau dan menarik hati.
2.6 Perbedaan
Gaya Menyimak berdasarkan perbedaan jenis kelamin
Perbedaan gaya menyimak
Pria
|
Wanita
|
Objektif
|
Subjektif
|
Aktif
|
Pasif
|
Keras kepala
|
Simpatik
|
Analisis
|
Difisuf
|
Rasional
|
Sensitive
|
Tidak mau mundur
|
Mudah terpengaruh
|
Netral
|
Cenderung memihak
|
Intrusif
|
Mudah mengalah
|
Menguasai
Emosi
|
Emosional
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah cara-cara atau siasat yang
dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk
mendapatkan hasil yang optimal.Teknik pembelajaran di tentukan berdasarkan
metode yang digunakan menurut pendekatan yang dianut.Teknik pembelajaran
tersebut meliputi teknik pembelajaran bahasa lisan dan teknik pembelajaran
bahasa tulisan.
Menyimak adalah suatu rentetan
proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran,
memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses
menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan
pengalaman. Tujuan menyimak yaitu agar orang yang mendengar dapat
memperoleh pengetahuan atau informasi mengenai hal tertentu dari berita atau
cerita yang di dengar.
3.2 Saran
Karena
menyimak memiliki peran yang sangat penting dan sangat banyak dilakukan di
dalam kehidupan sehari-hari, maka sangat penting juga bagi kita untuk
mengetahui dan memahami menyimak dengan baik. Agar mendapatkan pesan,
informasi, gagasan atau hal-hal yang tidak keliru. Dan agar tidak terjadinya
kesalahpahaman dan miskomuniksai dalam berkomunikasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak: Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Hermawan, Herry. 2012. Menyimak: Keterampilan Berkomunikasi Yang
Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Brata, M, (2010). Keterampilan Menyimak
.[Online] Tersedian:http//mbahbrata edu.blogspot.com/2010/04/keterampilan menyimak.html
Fajrin. (2010). Teknik Pendidikan Bahasa di kelas Rendah.[Online]. Tersedia: http://fajrinstation.blogspot/2010/04/teknik-pendidikan-bahasa-di-kelas.html
Octaviani.F,P,(2013). Teknik Pembelajaran Menyimak.[Online]. Tersedia: http://zonafiyora.blogspot.com/2013/02/teknik-pembelajaran-menyimak.html
Tersedia:http://yurishandcraft.blogspot.com/2013/12/kemampuan-menyimak-di-sd_15.html
No comments:
Post a Comment