A. Pengertian Humor
Tidak semua
orang memiliki pemahaman tentang humor.
Hanya mereka yang memang berprofesi dibidang humor
yang akan lebih memahaminya. Belum ada informasi yang jelas tentang apa itu
humor. Bahkan kebanyakan buku tentang humor hanya berisi contoh-contoh humor.
Ada seorang Yunani tertarik pada penamaan segala sesuatu yang berkenaan dengan
kesehatan. Baginya humor sangat bermanfaat untuk kesehatan karena bisa sebagai
obat, sehingga dalam dunia kesehatan kata humor bermakna ‘cairan tubuh’ Suprana
(Rustono, 2000:33).
Terdapat dalam
kamus umumnya menjelaskan bahwa humor merupakan sesuatu yang lucu dan
menggelikan, bahwa humor adalah stimulus dan tertawa adalah respons. Namun,
tidak selamanya tertawa terjadi karena adanya humor. Begitu pula humor tidak
selalu menimbulkan orang tertawa, tersenyum, meringis, bahkan menangis juga
bisa terjadi karena humor.
B. Jenis Humor
Jenis humor
sangat beragam. Berdasarkan bentuknya, Rustono (2000:39) menglasifikasikan
humor menjadi dua, yaitu humor verbal dan humor nonverbal. Humor verbal adalah
humor yang disampaikan dengan kata-kata, sedangkan humor nonverbal adalah humor
yang disampaikan dengan gerakan tubuh atau dalam bentuk gambar. Selanjutnya,
dari segi penyajiannya, terdapat humor lisan, humor tulis, dan kartun. Humor
lisan disajikan dengan tuturan, humor tulis dipresentasi secara tulis, dan
kartun diekspresi dengan gambar dan tulisan.
Freud (Rustono,
2000:39) klisifikasi humor dapat dilakukan berdasarkan dua kriteria, yaitu
motivasi dan topik. Berdasarkan motivasinya, humor dibedakan menjadi komik,
humor, dan wit. Komik merupakan humor yang tidak mengandung motivasi
mengolok-olok, mengejek, atau menyinggung perasaan orang lain. Humor adalah
kelucuan yang bermotivasi, misalnya mengejek atau menghina. Wit merupakan
humor yang bermotivasi intelektual. Kemudian dari segi topiknya humor dapat
diklasifiasikan menjadi empat tipe, yaitu humor seksual, humor etnik, humor
agama, dan humor politik.
C. Fungsi Humor
Humor sebagai
suatu kebutuhan bagi setiap orang memiliki banyak fungsi. Menurut Sujoko (dalam Hasuna 2012:43) humor dapat berfungsi
sebagai:
1)
Melaksanakan
segala keinginan dan segala tujuan, gagasan, atau pesan.
2)
Menyadarkan
orang bahwa dirinya tidak selalu benar.
3)
Mengajarkan
orang untuk melihat persoalan dari berbagai sudut.
4)
Menghibur.
5)
Melancarkan
pikiran.
6)
Membuat
orang menoleransi sesuatu.
7)
Membuat
orang untuk dapat memahami soal pelik.
Di Indonesia
kalangan mahasiswa gemar menggunakan humor sebagai sarana kritik sosial.
Kegemaran itu menunjukkan bahwa mahasiswa adalah personal yang sedang dididik
untuk menjadi yang kritis, serta harus skeptis sehingga jalan pikirannya akan
menjadi ilmiah, tidak begitu saja menerima semua yang dihidangkan. Dengan
ditanamkannya sikap itu, tidak heran apabila mereka akan protes ketika melihat
orang yang seharusnya menjadi penuntun mereka, malah menyeleweng atau membuat
trobosan seenak hatinya, serta bersifat munafik. Dalam hal ini, humor berfungsi
untuk menghilangkan kejenuhan dalam hidup sehari-hari yang bersifat rutin.
Sifatnya hanya sebagai hiburan semata. Selain itu, humor untuk menghilangkan
stress akibat tekanan jiwa atau batin.
D. Wacana Humor
Wacana merupakan
satuan bahasa yang lebih tinggi tatarannya dalam
linguistik.
Kridalaksana (Rustono, 2000:19) menyatakan bahwa “wacana merupakan satuan
bahasa yang paling lengkap unsurnya”. Istilah wacana adalah konstruksi teoretis
yang abstrak yang terlaksana melalui teks, wacana berada pada tataran langue,
sedangkan teks merupakan parole-nya. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa teks merupakan realisasi wacana.
Chaer (2007:267)
wacana adalah satuan bahasa yang lengkap dan merupakan satuan gramatikal
tertinggi atau terbesar. Sebagai satuan yang lengkap, di dalam suatu wacana
terdapat gagasan, ide, konsep, atau pikiran yang utuh yang dapat dipahami oleh
pembaca atau pendengar. Sebagai satuan gramatikal tertinggi dan terbesar,
wacana terdiri atas satuan gramatikal di bawahnya, yaitu kalimat.
Wacana memiliki
ciri-ciri dan sifat, antara lain:
1)
Wacana
dapat berupa rangkaian ujar baik lisan maupun tulisan.
2)
Wacana
mengungkapkan suatu hal.
3)
Penyajiannya
teratur, sistematis, koheren, dan lengkap dengan konteksnya.
4)
Memiliki
satu kesatuan misi dalam rangkaiannya.
5)
Dibentuk
oleh unsur segmental dan unsur nonsegmental.
Jadi,
wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang tatarannya berada di atas kalimat
yang terbentuk oleh unsur segmental dan nonsegmental yang saling terkait,
sehingga sebuah wacana dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.
Berkaitan dengan humor, humor verbal baik lisan maupun tulisan, juga termasuk
ke dalam wacana. Wacana dalam humor dapat berbentuk percakapan dan wacana
eksposisi.
No comments:
Post a Comment