A. Membaca
Cepat Permulaan (120-150 Kata Tiap Menit) dengan Menggunakan Teknik Membaca
Cepat
1. Membaca
Cepat Permulaan
Hal utama
dalam membaca cepat adalah pemahaman yang cepat. Cara membaca cepat dapat
dilatih dengan latihan untuk memperoleh cara yang efektif tanpa membuang waktu
dan tidak mengabaikan tujuann utama, yaiitu memperoleh informasi cepat
dan akurat.
2. Pola-Pola
Membaca Cepat
- Pola Horizontal
- Pola Vertikal
- Pola Diagonal
- Pola Zig Zag
- Pola Spiral
- Pola Blok
3.
Menghitung Kecepatan Membaca
- Catatlah waktu anda memulai membaca
- Catatlah waktu anda setelah selesai membaca
- Berapa waktu yang anda butuhkan dalam membaca
- Hitunglah jumlah kata yang anda baca
- Bagilah jumlah kata yang anda baca dengan waktu yang anda butuhkan dalam membaca
- Kalikan hasil bagi jumlah kata yang anda baca dengan jumlah waktu anda membaca
4. Teknik
Membaca Cepat
Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam membaca cepat diantaranya adalah:
- Pilih bacaan yang hendak digunakan untuk latihan membaca cepat
- Topik bacaan yang dipilih untuk pertama kali hendaknya yang anda pahami
- Siapkan jam tangan, catat waktu ketika memulai membaca
- Beri tanda dimana anda memulai membaca
- Beri tanda dimana anda berhenti membaca
- Catat waktu berakhirnya membaca
- Hitung waktu yang dibutuhkan untuk membaca
- Hitung jumlah kata dalam wacana yang telah anda baca
- Bagilah jumlah kata yang telah anda baca dengan waktu yang telah anda gunakan untuk membaca sehingga menghasilkan jumlah kata yang dibaca per menit
- Jawablah pertanyaan yang berhubungan dengan teks tanpa membaca kembali. Apabila anda bisa mejawab di atas 80% dengan jawaban yang benar, maka pemahaman anda mengenai isi bacaan cukup baik
- Apabila dapat membaca cepat lebih dari 120 kata per menit dengan pemahaman dia atas 80%, maka anda dianggap cukup berhasil dalam membaca cepat
B. Membaca
Cepat Lanjutan dengan Menerapkan Teknik Pindai (Scanning) dan Teknik Layap
(Skimming)
– Membaca
Cepat dengan Teknik Memindai (Scanning)
Memindai
artinya melihat dengan cermat dan lama atau memandangi. Membaca dengan teknik
pindai (scanning) berarti membaca dengan cepat tanpa membaca secara terperinci
terhadap objek yang dianggap tidak dibutuhkan dalam bacaan itu. Arah membaca
langsung kepada bahan atau informasi yang dicari dalam bacaan itu.
– Membaca
Cepat dengan Teknik Layap (Skimming)
Membaca
dengan teknik skimming (layap) adalah membaca dengan tujuan mencari inti sari,
topik bacaan atau mencari informasi tertentu dengan cara membaca cepat/
meluncur dari paragraf satu ke paragraf berikutnya, halaman demi halaman,
sampai inti sari, topik atau informasi tertentu yang dicari dari bacaan itu
ditemukan. Apabila sudah ditemukan, maka teknik membaca kembali kepada
kecepatan normal, cermat dan detail.
– Membuat
Catatan Pokok-pokok Isi Bacaan
Langkah yang
perlu untuk membuat catatan tersebut, adalah Baca judul bacaan, baca bacaan itu
secara garis besar terlebih dahulu beberapa kali, baru kemudian dibaca ulang
kembali secara terperinci, setelah dibaca secara terperinci buat catatan tema
bacaan itu, setelah tema bacaan didapat lanjutkan dengan mencatat topik-topik
bacaan tiap paragraf, kemudian buat suatu tanya jawab berdasarkan catatan yang
telah anda buat sebagai alat penguji catatan anda apakah sudah mencakup isi
bacaan atau tidak dan terakhir buat catatan keseluruhan berdasarkan tema
bacaan, topik bacaan, dan uraian tanya jawab yang menurut anda paling penting
dari isi bacaan itu.
C. Teknik
Menafsirkan Kata, Bentuk Kata dan Ungkapan serta Penggunaan Kamus
– Ungkapan
Ungkapan
adalah kelompok kata atau golongan kata yang menyatakan makna khusus (makna
unsur-unsurnya sering kali kabur) atau susunan kata (biasanya dapat berupa
kata, frasa atau pun kalimat) yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna
anggota-anggotanya.
Ungkapan
sering kali digunakan berkomunikasi baik lisan maupun tulis, agar bahasa yang
digunakan menjadi lebih hidup, komunikatif dan seringkali digunakan untuk
menyindir suatu perbuatan, keadaan, atau akibat sesuatu hal.
– Memilih
Kata
Memilih kata
atau pilihan kata (diksi) ketika berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis,
merupakan hal yang penting, karena apabila pilihan kita itu tidak tetap maka
akan menimbulkan salah pengertian, rancu, atau tidak dapat dimengerti sama
sekali.
–
Nilai Rasa Sebuah Kata
Dalam bahasa
Indonesia terdapat kata-kata yang sama artinya, tetapi mempunyai nilai rasa
yang berbeda karena ada suatu kata yang dinilai lebih halus atau santun
dibandingkan dengan yang lainnya.
– Penggunaan
Kamus
Penggunaan
kamus merupakan hal yang penting dalam mempelajari bahasa. Kamus adalah buku
yang berisi pilihan kata-kata suatu bahasa, atau suatu kelas kata khusus,
biasanya disusun secara alfabetis, dengan penjelasan-penjelasan mengenai maknanya
serta informasi lainnya mengenai kata-kata, dinyatakan atau diekspresikan dalam
bahasa yang sama atau dalam bahasa lain, disebut juga leksikon atau glosari.
Kamus
memiliki berbagai jenis diantaranya :
- Kamus Umum adalah kamus yang berisi segala kata dalam suatu bahasa beserta maknanya. Misalnya Kamus Umum Bahasa Indonesia
- Kamus Khusus adalah kamus yang garapan atau cangkupannya terbatas pada suatu bidang tertentu saja. Misalnya kamus Linguistik, Kamus Ekonomi, Kamus Teknik, Kamus Komputer dan sebagainya.
– Informasi
dalam Kamus
Setiap lema
mempunyai kerangka informasi sebagai berikut:
- Lema yang berupa tunggal, kata berimbuhan, kata berulang, kata majemuk, frase (gabungan kata) atau akronim menjadi judul tiap entri, dan itulah yang dijelaskan dalam batang tubuh kamus
- Semua lema disusun secara alfabetis
- Tiap lema ditulis dengan pemenggalan berdasarkan pedoman terperinci yang dimuat dalam bagian lain dari kamus
- Sesuai dengan konteks dan keperluan, setiap lema diberi label berikut:
·
Label
ragam bahasa.
·
Label kelas
kata.
·
Label
penggunaan bahasa yang menunjukkan bahasa dialek melayu, bahasa daerah atau
bahasa asing.
·
Label bidang
kehidupan dan bidang ilmu yang menunjukkan dalam bidang apa kata yang
bersangkutan dipergunakan.
·
Penunjukkan
pelafalan / e’ / untuk membedakannya dari pelafalan /e/.
·
Penjelasan
makna berupa batasan makna, uraian penggunaan, atau padanan kata.
Kompetesi
Dasar: Memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks.
A. Memahami
Berbagai Bentuk Informasi Tertulis
– Memahami
Informasi Grafis
Grafik
adalah lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar, biasanya
menggambarkan turun naiknya hasil, statistik dan sebagainya.
Grafik
terdiri atas beberapa macam, misalnya grafik batang, garis, kolom, pie
(lingkaran), dan sebaginya.
– Memahami
Informasi Matriks
Matriks
adalah kerangka, bagan, atau tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran
sehingga butir-butir uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas kebawah dan
dari kiri ke kanan.
– Mencatat
Isi Pokok Informasi
Ada beberapa
cara yang dilakukan untuk dapat membuat catatan, yaitu sebagai berikut:
- Baca kembali beberapa kali wacana tersebut sampai dengan memahaminya
- Buatlah daftar pertanyaan yang berhubungan dengan wacana itu
- Buatlah daftar istilah-istilah penting yang terdapat dalam wacana itu
- Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut
- Cari arti kata dari istilah-istilah penting tersebut
- Buatlah ringkasan dari wacana dengan cara menyimpulkan jawaban-jawaban atau istilah-istilah penting yang telah dijawab berdasarkan daftar pertanyaan.
– Mengidentifikasi
Berbagai Macam Teks
Dalam bahasa
Indonesia dikenal empat macam teks, yaitu:
- Narasi yaitu suatu bentuk wacana yang menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Teks narasi berusaha untuk menjawab apa yang telah terjadi.
- Argumentasi berasal dari kata argumen berarti alasan. Karangan argumentasi adalah karangan yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti yang kuat serta meyakinkan, sehingga orang akan terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan, sikap, dan keyakinan yang ditulis dalam karangan tersebut.
- Deskripsi yaitu karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar atau meraba hal tersebut.
- eksposisi yaitu karangan yang berupa pemaparan suatu objek atau penjelasan tentang suatu topic dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
– Melisankan
Informasi Non-Verbal
Informasi
dapat disampaikan dalam dua cara yaitu, dalam bentuk verbal (lisan) dan dalam
bentuk nonverbal, misalnya dalam bentuk tertulis, gambar, tabel, grafik, dan
sebaginya.
B.
Menyimpulkan Informasi dengan Teknik Induktif dan Deduktif
Membuat
Simpulan
Teknik
membuat simpulan dapat dibuat dengan dua macam cara, yaitu:
- Teknik membuat simpulan induktif yaitu teknik membuat simpulan induktif disusun mulai dari pengumpulan data/fakta dan berakhir pada kesimpulan yang merupakan ciri umum dat/fakta yang diamati
- Teknik membuat simpulan deduktif yaitu teknik membuat simpulan yang bertolak dari suatu kesimpulan umum kemudian dijabarkan contoh-contoh yang mengandung ciri-ciri umum itu.
No comments:
Post a Comment