Wednesday, November 1, 2017

Kerangka Makalah

Cara menyusun makalah yang baik dan benar urutan nya ada dibawah ini

Kerangka dari makalah yang baik, sederhana, singkat dan cukup sempurna dapat terdiri dari :
Halaman Judul (Cover) :
Berisi judul apa yang akan dibawakan dan nama dari penulis makalah. Kalau ente ngampus ya berarti covernya pakai logo kampus terus dibawahnya nama penulis, jangan ditempel foto mantan pliss.

Kata Pengantar :
Yaitu kata-kata pengantar dari penulis berkenaan dengan topik yang dibawakan dalam makalah.

Daftar Isi :
Berisi letak setiap Kata pengantar, Daftar isi, Bab, dan daftar pustaka, yakni pada halaman mana ditulis oleh penulis, agar mempermudah pembaca dalam mencari bahan bacaannya.

Bab I Pendahuluan yang terdiri dari :
a. Latar Belakang
Berisi latar belakang dari penulisan makalah tersebut.
b. Maksud dan Tujuan
Berisi tentang apa yang menjadi maksud dan tujuan dari penulis menulis makalahnya.
c. Metode Penulisan
Metode apa yang digunakan dalam penulisan makalah tersebut.

Bab II Pokok Permasalahan :
Permasalahan apa saja yang hendak dibahas oleh penulis dalam makalahnya.

Bab III ISI :
Berisi pembahasan dari setiap masalah dan pokok permasalah yang telah disajikan atau pembahasan secara rinci dari setiap pokok permasalahan.

Bab IV Penutup yang berisi :
a. Kesimpulan
Apa saja kesimpulan dari penulis tentang topik yang telah dibawakannya.
b. Saran
Berisi saran-saran dari penulis.
Daftar Pustaka :
Berisi daftar dari bahan bacaan / pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan makalah tersebut.
DIarsipkan di bawah: Makalah | Ditandai: Kerangka Makalah


Untuk Contoh makalah ada dibawah ini:


CONTOH MAKALAH

DAFTAR ISI
Pendahuluan............................................................................2
Latar  Belakang.......................................................................2
Rumusan Masalah....................................................................3
Tujuan Pembahasan.................................................................3
Pembahasan.........................................................................4
Keadaan Bahasa Indonesia di Indonesia..................................4
Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia…….....................5
Peran Bahasa Indonesia Dalam Pembangunan.........................8
Peran Bahasa Indonesia Di Era Globalisasi...................................10
Penutup...................................................................................13
Simpulan.............................................................................13
Daftar Pustaka................................................................14

BAB I

PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG

       Negara Indonesia adalah negara berkembang didunia yang terdiri dari ribuan pulau, memiliki keanekaragaman budaya, suku, ras dan agama. Sebagai negara yang mejemuk dan banyak memiliki perbedaan, menjadi kelebihan dan juga sekaligus kelemahan yang jika perbedaan tersebut dikedepankan

       Dari letak geografis, posisi wilayah negara Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudra. Terletak antara benua Asia dan benua Australia serta antara samudra Hindia dan samudra Pasifik. Letak yang sangat strategis karena merupakan sebagai persimpangan lalu lintas dunia dan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi Indonesia itu sendiri

       Selain letak wilayahnya yang strategis, Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang melimpah yang terbentang dari darat sampai laut yang semua itu tidak dimiliki oleh negara lain dan keadaan tersebut memiliki potensi munculnya masalah terutama permasalahan sengketa wilayah laut antar negara tetangga

       Dari beberapa keadaan diatas, Indonesia memiliki potensi konflik yang tinggi baik itu konflik yang bersifat eksternal maupun internal, dan disinilah perlu adanya satu kesamaan yang bisa mempersatukan indonesia tanpa mengedepankan perbedaan untuk memperkokoh rasa nasionalisme dan setia untuk mempertahankan indonesia dari ancaman-ancaman negara luar dalam bentuk apapun

1.2. RUMUSAN MASALAH

       Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut
Bagaimana keadaan bangsa Indonesia saat ini
Mengapa bahasa Indonesia penting dalam membangun bangsa?
Bagaimana bahasa Indonesia dapat membantu membangun bangsa ini?

1.3. TUJUAN PEMBAHASAN

Diharapkan mahasiswa mengerti akan keadaan bangsa Indonesia saat ini
Diharapkan mahasiswa dapat turut serta dalam membangun bangsa ini dengan mencintai budaya sendiri dan mengedepankan persamaan


BAB II
PEMBAHASAN


2.1. KEADAAN BAHASA INDONESIA DI INDONESIA

       Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak lupa akan sejarah bangsanya dan jika kita
menoleh kebelakang bagaimana bahasa menjadi alat pemersatu bangsa yang mampu mengedepankan
persamaan dan mengesampingkan perbedaan

       Pada saat ini bahasa indonesia sudah menjadi bahasa pengantar dalam dunia pendidikan dan berbagai
kegiatan kenegaraan akan tetapi pada kehidupan sehari-hari di beberapa lapisan masyarakat masih
menggunakan bahasa daerah dan sebaliknya di beberapa lapisan masyarakat yang lain,menggunakan
bahasa asing dianggap memiliki tingkatan level dan prestisius yang lebih tinggi jika dibandingkan
menggunakan bahasa Indonesia

2.2. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA



       Jika dilihat dari kedudukannya, bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia adalah bahasa budaya dan bahasa ilmu. Keenam kedudukan ini mempunyai fungsi yang berbeda, meskipun pada prakteknya bisa saja muncul secara bersama-sama dalam satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau dua fungsi saja.

       Dalam hubungannya sebagai alat pemersatu suku dan budaya yang memiliki latar belakang yang berbeda, bahasa Indonesia justru dapat menselaraskan hidup sebagai bangsa yang satu tanpa meinggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya. Bahkan, dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuani, kepentingan nasional diposisikan jauh di atas kepentingan daerah dan golongan

       Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda berpotensi sebagai penghambat hubungan antar daerah dan antar budaya. Tetapi, melalui bahasa Indonesia, etnis yang satu bisa berhubungan dengan etnis yang lain sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Apa pun latar belakang etnisnya, kita dapat bepergian ke pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi

       Kenyataan ini berperan penting dalam penyebarluasan bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai alat perhubungan antar daerah dan antarbudaya. Semuanya terjadi karena semakin baiknya sarana perhubungan, bertambah banyaknya jumlah perkawinan antar suku, dan bertambah banyaknya perpindahan pegawai negeri atau swasta dari satu daerah ke daerah yang lain

       Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dikenal sejak 17 Agustus 1945 ketika bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya kebangsaan, dan dari bahasa nasional ini, Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan pegangan hidup dan sebagai lambang identitas nasional

       Dengan di berlakukannyanya Undang-undang Dasar 1945, kedudukan bahasa Indonesia bertambah sebagai bahasa resmi. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia digunakan dalam  upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan maupun tulis. Pidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia

       Penulisan dan penerjemahan buku-buku teks serta penyajian pelajaran di lembaga-lembaga pendidikan untuk masyarakat umum dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak lagi bergantung kepada bahasa-bahasa asing (bahasa sumber). Pada tahap ini, bahasa Indonesia bertambah perannya sebagai bahasa ilmu.

2.3. PERAN BAHASA INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN

       Untuk dapat meminimalisir adanya gejolak yang mengancam kerukunan dan kesatuan bangsa, bahasa Indonesia adalah sebagai alat pemersatu untuk menjaga stabilitas nasional sehingga tercipta masyarakat yang kondusif yang pada akhirnya mempercepat proses pembangunan di berbagai bidang di seluruh wilayah nusantara

       Proses pembangunan yang terfokus hanya dapat terwujud jika suatu bangsa dan masyarakatnya hidup dalam suana damai dan rukun dan bahasa Indonesia telah menjalankan perannya untuk menjaga stabilitas nasional yang merupakan syarat untuk mempercepat proses pembangunan dan dalam hal ini bahasa ini turut berperan dalam membangun Indonesia baik dari aspek manusianya maupun pembangunan infrastrukturnya

       Dalam rangka memperkuat peran bahasa Indonesia dalam pembangunan maka dibutuhkan pengembangan bahasa Indonesia itu sendiri. Bergulirnya era globalisasi yang mempengaruhi semua aspek kehidupan baik itu budaya, ilmu dan teknologi membawa pengaruh terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Luas wilayah dan bentuk negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut dan memiliki latar belakang bahasa daerah masing-masing sangat memungkinkan terjadinya perubahan kosa kata dan dialek di tiap-tiap daerah . Untuk menjaga keutuhan bahasa Indonesia, komunikasi yang intensif antar daerah harus dioptimalkan.

2.3. PERAN BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

       Dalam proses perjalanan suatu bangsa, pastilah akan melakukan suatu hubungan dengan bangsa lain dan tidak terkecuali bangsa Indonesia yang mana semakin hari hubungan yang terjadi antar bangsa-bangsa di dunia menjadi semakin intens sebagai akibat dari perkembangan teknologi yang menciptakan hubungan antar berbagai negara semakin meluas

       Di era globalisasi ini, peran bahasa Indonesia perlu digalakkan oleh setiap warga negara. Hal ini bertujuan agar bangsa Indonesia tidak terbawa oleh pengaruh dan budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa hanya akan mengikis identitas bangsa indonesia dan salah satunya adalah bahasa Indonesia

       Pertukaran informasi yang sangat luas yang terjadi di era globalisasi seperti sekarang ini sangat rentan terhadap pergeseran nilai budaya dan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menghindari pergeseran nilai budaya adalah dengan kesadaran dan setia terhadap budaya asli bangsa indonesia yang salah satunya adalah bahasa indonesia

       Sikap kesetiaan berbahasa Indonesia tercermin jika bangsa Indonesia lebih suka memakai bahasa Indonesia daripada bahasa asing namun tetap terbuka dengan budaya asing dengan memahami batasan-batasan yang tidak bertentangan dengan norma, etika, dan budaya sendiri. Bangsa Indonesia tidak mungkin menutup diri dari hubungan internasional. Oleh karena itu, bisa membedakan mana pengaruh positif dan mana pengaruh yang negatif adalah suatu keharusan.

       Sikap positif dengan menunjukkan rasa cinta kepada bahasa, tanah air, dan memahami identitas bangsa adalah perisai untuk tetap eksis dalam era globalisasi tanpa harus merendahkan dan bersikap kaku terhadap budaya bangsa lain

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

       Secara formal bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi. Selain memiliki peran penting di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, Dengan demikian bahasa Indoensia dan juga bahasa daerah memiliki peran penting di dalam memajukan pembangunan masyarakat di dalam berbagai aspek kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA


Karena ini hanyalah sebagai contoh makalah maka untuk daftar pustaka tidak saya sertakan namun pada intinya daftar pustaka adalah sumber bahan/referensi yang anda jadikan rujukan dalam pembuatan makalah tersebut, misalnya anda mendapatkan sumber dari internet seperti wikipedia maka anda masukkan alamat/link dari sumber rujukan tersebut dan sebaiknya sumber referensi berasal dari banyak sumber yang kompeten dan obyektif tentuny
Nah itu tadi adalah cara menyusun keragka makalah yang baik dan benar, semoga artikel ini bermanfaat

Teknik Menulis Puisi

Teknik menulis puisi tidak hanya bisa dikuasai oleh penyair-penyair tenar. Mulai sekarang, Anda pun bisa menguasai teknik menulis puisi.

Teknik menulis puisi mengandalkan perasaan dan imajinasi. Pepatah Arab berkata bahwa puisi yang paling indah adalah puisi yang paling imajinatif. Sulitkah menulis puisi? Sebetulnya tidaklah sulit jika dibandingkan dengan menulis artikel ilmiah yang sangat-sangat berbasis riset yang objektif. Bukan berarti tanpa riset, puisi pun butuh riset, tetapi tidak harus mendalam. Selain itu, dalam melakukan teknik menulis puisi masih bisa ditambahi dengan tulisan yang subjektif dari penulis sendiri.
Berikut ini kami sajikan teknik menulis puisi yang bisa Anda ikuti.
  1. Berkonsetrasilah dalam lima menit. Selama lima menit ini, temukan ide awal dengan mengandalkan kepekaan Anda dalam mengamati sekeliling atau mungkin memori Anda tentang masa lalu.
  2. Tulislah daftar kata atau frase yang muncul dalam pikiran Anda berkenaan dengan ide awal Anda. Temukanlah kata-kata yang paling pas, kena, tepat, dan luar biasa.
  3. Anda bisa menulis gagasan secara singkat dalam bentuk puisi. Ungkapkanlah lewat deskripsi, komparasi, atau klarifikasi sehingga membuat pembaca terpukau, terpesona, atau tersedu.
  4. Baca nyaring puisi Anda. Yakinlah bahwa setiap kata, frase, dan kalimat memang sesuai dengan maksud Anda.
  5. Mintalah teman Anda untuk membaca puisi Anda yang sudah jadi untuk memberikan komentar.
  6. Bacalah komentar dan saran orang lain. Tulis ulang puisi Anda berdasarkan komentar yang menurut Anda membangun. Coba bacalah puisi-puisi orang lain yang sudah dipublikasikan.

Anda Bisa Jadi Penyair

Diri penyair bisa ada di dalam diri Anda. Memang, tak bisa dikatakan mudah untuk menjadi orang yang menguasai teknik menulis puisi. Tetapi untuk menulis puisi, Anda bisa berangkat dari hal-hal sederhana di sekitar kita, seperti embun, pedagang, hujan, dan cinta. Anda perlu belajar juga dengan membaca-membaca puisi orang lain yang sudah terpublikasi. Semakin intens Anda membaca dan menghayati puisi karya penyair-penyair kondang, itu menjadi modal awal Anda untuk menjadi penyair. Tinggal, Anda perlu menemukan gaya bahasa Anda sendiri.
Teknik menulis puisi berbeda dengan prosa. Puisi tampil dalam tulisan yang singkat, padat, dan nyaring saat dibaca. Agar efektif, puisi menggunakan alat-alat puitis seperti gaya bahasa dan rima. Perasaan dan pengalaman manusia selalu lebih luas dan tidak mungkin seluruhnya terungkapkan oleh bahasa. Oleh karena itu, puisi ditulis untuk menyapa perasaan bukan pikiran. Memaknainya bukan melalui terjemahan kata per kata, tetapi melalui pengerahan batiniah sehingga pembaca dibawa tenggelam hanyut saat membaca puisi.

Menulis Cerpen Pemula

3 Hal yang perlu diketahui sebagai gambaran awal dalam menulis cerpen untuk pemula,

Sebelum mulai, saya akan membahas tiga hal yang mungkin diperlukan dalam menulis cerpen, paling tidak inilah gambaran dari apa yang pernah saya buat.
  • Kira-kira 10-20 Jam. Sering kali kita menulis dengan langkah yang selalu berbeda, dan tentunya tergantung pada panjang cerita Anda (misalnya 200-5.000 kata untuk cerita pendek) mungkin menghabiskan waktu antara 5-10 jam.Tapi saya menemukan gambaran bahwa kebanyakan cerita pendek untuk 3.000-5.000 kata berlangsung dalam 10-20 jam. Untuk Anda yang mempunyai gambaran tentang berapa lama Anda bisa menyelesaikan dalam menulis sebuah cerpen, silahkan berikan informasinya di kolom komentar.
  • Ide. Langkah ini mengasumsikan bahwa Anda telah memiliki ide atau tema untuk menulis sebuah cerita pendek.Namun jika saja Anda masih mencari ide dan belum menemukannya, maka saya akan membantu Anda memberikan gambaran untuk mendapatkan ide menulis Anda.Baca : 12 Cara menemukan Ide Menulis
  • Perangkat untuk Menulis. Tentu saja peralatan dalam menulis akan sangat berpengaruh dalam kesiapan Anda dalam menciptakan karya tulis Anda.Untuk penjelasan mengenai perangkat apa saja yang diperlukan untuk menulis cerpen akan saya uraikan pada kesempatan mendatang. (Coming Soon)

Monday, October 30, 2017

Memahami Berbagai Bentuk Informasi Tertulis

 Kompetesi Dasar: Memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks.

A. Memahami Berbagai Bentuk Informasi Tertulis
– Memahami Informasi Grafis
Grafik adalah lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar, biasanya menggambarkan turun naiknya hasil, statistik dan sebagainya.
Grafik terdiri atas beberapa macam, misalnya grafik batang, garis, kolom, pie (lingkaran), dan sebaginya.
Memahami Informasi Matriks
Matriks adalah kerangka, bagan, atau tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butir-butir uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas kebawah dan dari kiri ke kanan.
Mencatat Isi Pokok Informasi
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk dapat membuat catatan, yaitu sebagai berikut:
  1. Baca kembali beberapa kali wacana tersebut sampai dengan memahaminya
  2. Buatlah daftar pertanyaan yang berhubungan dengan wacana itu
  3. Buatlah daftar istilah-istilah penting yang terdapat dalam wacana itu
  4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut
  5. Cari arti kata dari istilah-istilah penting tersebut
  6. Buatlah ringkasan dari wacana dengan cara menyimpulkan jawaban-jawaban atau istilah-istilah penting yang telah dijawab berdasarkan daftar pertanyaan.
Mengidentifikasi Berbagai Macam Teks
Dalam bahasa Indonesia dikenal empat macam teks, yaitu:
  1. Narasi yaitu suatu bentuk wacana yang menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Teks narasi berusaha untuk menjawab apa yang telah terjadi.
  2. Argumentasi berasal dari kata argumen berarti alasan. Karangan argumentasi adalah karangan yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti yang kuat serta meyakinkan, sehingga orang akan terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan, sikap, dan keyakinan yang ditulis dalam karangan tersebut.
  3. Deskripsi yaitu karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar atau meraba hal tersebut.
  4. eksposisi yaitu karangan yang berupa pemaparan suatu objek atau penjelasan tentang suatu topic dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Melisankan Informasi Non-Verbal
Informasi dapat disampaikan dalam dua cara yaitu, dalam bentuk verbal (lisan) dan dalam bentuk nonverbal, misalnya dalam bentuk tertulis, gambar, tabel, grafik, dan sebaginya.

Melafalkan Kata dengan Artikulasi yang Tepat

Kompetesi Dasar: Melafalkan kata dengan artikulasi yang tepat.
A. Melafalkan Kata dengan Artikulasi yang Tepat
– Fonologi
Fonologi terdiri atas dua bagian ilmu, yaitu:
  1. Fonetik, yaitu ilmu yang mempelajari atau menganalisisi bunyi ujar serta mempelajari bagaimana alat ujar itu dapat menghasilkan bunyi.
  2. Fonemik, yaitu ilmu yang mempelajari bunyi ujar dalam fungsinya sebagai pembeda arti.
 Mengucapkan Kata dengan Tekanan dan Artikulasi yang Tepat
Setiap ujaran mempunyai tekanan/ nada, pada masing–masing kata atau kalimat. Tekanan yang diucapkan tersebut bergantung pada pentingnya kata atau kalimat berdasarkan situasi yang terjadi pada si pembicara.
  1. Tekanan dinamik silabis
  2. Tekanan dinamika emfasis
  3. Tekanan tempo
Penggunaan Lafal Bahasa Indonesia Baku Berdasarkan Konsep Lafal Baku Bahasa Indonesia
Dalam melafalkan Bahasa Indonesia kadang – kadang dipengaruhi oleh lafal bahasa daerah, sehingga berbeda dengan lafal bahasa Indonesia baku. Apabila pelafalannya tidak sesuai dengan bahasa indonesia baku, maka akan terjadi perbedaan arti. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya menggunakan cara pelafalan kata atau kalimat yang benar. Oleh karena itu, fonetik dan fonemik sangat dibutuhkan dan dapat dipelajari pada kamus yang menulisakan cara pelafalan suatu kata yang benar berdasarkan bahasa Indonesia baku.

Memahami Berbagai Bentuk Informasi Tertulis

 Kompetesi Dasar: Memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks.

A. Memahami Berbagai Bentuk Informasi Tertulis
– Memahami Informasi Grafis
Grafik adalah lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar, biasanya menggambarkan turun naiknya hasil, statistik dan sebagainya.
Grafik terdiri atas beberapa macam, misalnya grafik batang, garis, kolom, pie (lingkaran), dan sebaginya.
Memahami Informasi Matriks
Matriks adalah kerangka, bagan, atau tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butir-butir uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas kebawah dan dari kiri ke kanan.
Mencatat Isi Pokok Informasi
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk dapat membuat catatan, yaitu sebagai berikut:
  1. Baca kembali beberapa kali wacana tersebut sampai dengan memahaminya
  2. Buatlah daftar pertanyaan yang berhubungan dengan wacana itu
  3. Buatlah daftar istilah-istilah penting yang terdapat dalam wacana itu
  4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut
  5. Cari arti kata dari istilah-istilah penting tersebut
  6. Buatlah ringkasan dari wacana dengan cara menyimpulkan jawaban-jawaban atau istilah-istilah penting yang telah dijawab berdasarkan daftar pertanyaan.
Mengidentifikasi Berbagai Macam Teks
Dalam bahasa Indonesia dikenal empat macam teks, yaitu:
  1. Narasi yaitu suatu bentuk wacana yang menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Teks narasi berusaha untuk menjawab apa yang telah terjadi.
  2. Argumentasi berasal dari kata argumen berarti alasan. Karangan argumentasi adalah karangan yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti yang kuat serta meyakinkan, sehingga orang akan terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan, sikap, dan keyakinan yang ditulis dalam karangan tersebut.
  3. Deskripsi yaitu karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar atau meraba hal tersebut.
  4. eksposisi yaitu karangan yang berupa pemaparan suatu objek atau penjelasan tentang suatu topic dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Melisankan Informasi Non-Verbal
Informasi dapat disampaikan dalam dua cara yaitu, dalam bentuk verbal (lisan) dan dalam bentuk nonverbal, misalnya dalam bentuk tertulis, gambar, tabel, grafik, dan sebaginya.
B. Menyimpulkan Informasi dengan Teknik Induktif dan Deduktif
Membuat Simpulan
Teknik membuat simpulan dapat dibuat dengan dua macam cara, yaitu:
  1. Teknik membuat simpulan induktif yaitu teknik membuat simpulan induktif disusun mulai dari pengumpulan data/fakta dan berakhir pada kesimpulan yang merupakan ciri umum dat/fakta yang diamati
  2. Teknik membuat simpulan deduktif yaitu teknik membuat simpulan yang bertolak dari suatu kesimpulan umum kemudian dijabarkan contoh-contoh yang mengandung ciri-ciri umum itu.

Paragraf Deduktif, Induktif dan Campuran – Pengertian beserta Contohnya


Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling memiliki keterkaitan dan membentuk kesatuan gagasan yang terdiri dari ide pokok dan kalimat penjelas. Menurut KBBI pengertian paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru; alinea. Dari dua pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa paragraf adalah suatu bagian yang wajib ada dalam sebuah karangan untuk membentuk sebuah gagasan utuh.
Paragraf merupakan unsur penting dalam suatu wacana. Unsur wacana yang akan terbentuk ditentukan oleh beberapa alinea yang muncul dalam karangan tersebut. Menurut letak kalimat utama atau gagasan pokoknya, paragraf terbagi menjadi tiga jenis yaitu paragraf deduktif, induktif dan campuran. Pada pembahasan kali ini akan dipaparkan mengenai ketiga jenis jenis paragraf tersebut.

Paragraf Deduktif

Deduktif adalah jenis paragraf yang dikembangkan dengan pola deduksi. Pola deduksi bermula dengan pemaparan hal yang bersifat umum kemudian menyebarkan hal khusus. Paragraf deduktif bisa dilihat dari letak kalimat utamanya yang berada di awal alinea.
Beberapa ciri paragraf deduktif yang bisa dilihat antara lain:
  • Letak ide pokok di awal paragraf
  • Ide pokok tersusun dari pernyataan umum diikuti dengan penjelasan yang bersifat khusus
Contoh paragraf deduktif :
  1. Fenomena macet sudah biasa dijumpai di beberapa kota besar di Indonesia. Hal tersebut dapat dikarenakan beberapa sebab diantaranya adalah volume kendaraan yang sudah tinggi dan melampaui target dan kapasitas jalan. Selain itu, tingkat kesadaran warga yang kurang disiplin serta masih banyaknya aparat yang kurang tegas menindak pelanggaran pengguna jalan yang semakin mengakibatkan lalu lintas tidak terkendali.
  2. Internet sangat bermanfaat bagi manusia. Dengan kebebasan mengakses jaringan internet kita dapat mudah mengetahui berbagai informasi di belahan dunia manapun. Disamping menjadikannya media informasi, internet juga digunakan sebagai alat komunikasi bagi sebagian orang yang menggunakan aplikasi sosial media. Banyak hal yang ternyata bisa dijangkau hanya dengan sekali klik menggunakan jasa internet sehingga masyarakat pun sangat terbantu dengan kemudahan ini.
  3. Sosok ibu sangat besar peranannya bagi sebuah keluarga. Sebagian besar orang pasti setuju dengan pernyataan tersebut. Kita tidak bisa melengkapi dan menyiapkan segala keperluan hidup tanpa bantuannya. Sebuah keluarga akan sangat bergantung pada peran seorang ibu. Mulai dari makanan, perlengkapan, dan kebutuhan rumah biasanya dilakukan ibu tanpa mengeluh. Tentunya hal tersebut semakin menyadarkan kita untuk tidak membantah segala nasihat ibu dan menghargainya lebih baik lagi.
  4. Disiplin menjadi permasalahan di lingkungan sekolah belakangan ini. Hal tersebut terjadi karena banyak siswa yang sering datang terlambat. Apalagi beberapa hari ini saat digelar ujian tengah semester masih juga ada yang terlambat. Persoalan tersebut kemudian dirapatkan oleh komite sekolah yang menghasilkan kebijakan soal hukuman lari keliling lapangan jika terbukti terlambat lebih dari sepuluh menit.
  5. Kecelakaan akibat kelalaian kerja masih sering terjadi. Sepanjang tahun 2016, tercatat sudah 15 orang meninggal dikarenakan kecelakaan kerja terutama di pabrik- pabrik wilayah perkotaan. Korban meninggal tidak hanya berasal dari pekerja saja, tetapi beberapa warga sipil yang tinggal di lingkungan pabrik turut menjadi korban. Insiden kecelakaan tersebut banyak yang disebabkan konsleting aliran listrik karena pekerja yang lupa mematikan arus listrik saat meninggalkan pabrik.

Paragraf Induktif

Induktif adalah jenis paragraf yang dikembangan dengan pola induksi, yaitu dengan memaparkan hal- hal yang khusus kemudian disimpulkan dengan hal yang lebih umum. Dapat dikatakan paragraf induktif adalah paragraf yang letak kalimat utamanya di akhir paragraf. Pola pengembangan paragraf induksi dapat dilakukan dengan cara generalisasi, sebab-akibat, akibat-sebab, dan analogi.
Beberapa ciri paragraf induktif :
  • Paragraf diawali dengan penjelasan- penjelasan khusus
  • Penjelasan khusus kemudian digeneralisasikan menjadi suatu kesimpulan di akhir paragraf
  • Kalimat penjelas yang ada sebelum kalimat utama berupa fakta, contoh, rincian khusus atau bukti- bukti yang mendukung pernyataan di akhir kalimat
  • Pola pengembangan generalisasi adalah pola pengembangan kalimat dengan pernyataan khusus sangat mirip dengan pernyataan kalimat utamanya
  • Pola pengembangan kausalitas (sebab-akibat) adalah pola pengembangan yang menggunakan fakta untuk mempertegas kesimpulan
  • Pola pengembangan analogi adalah pola pengembangan yang membandingkan dua hal yang memiliki kesamaan.
Contoh paragraf Induktif :
  • Setelah banjir surut, anak-anak yang berhasil dievakuasi kemarin diantar ke pelayanan medis darurat untuk diberikan pemeriksaan. Ternyata kasus penyakit yang diderita anak- anak korban banjir bandang tersebut cukup beragam. Sebanyak 15 anak mengalami diare akut, 2 anak menderita penyakit kulit, dan 4 anak dipastikan terkena demam berdarah. Dapat dikatakan banjir bandang yang melanda Denpasar minggu lalu itu membawa dampak yang buruk bagi kesehatan anak korban banjir.
Keterangan : Paragraf induktif diatas menggunakan pola generalisasi
  • Memang kedua kakak beradik kembar itu sangat kompak. Baik Etti maupun Itta sama- sama berprofesi sebagai seorang dokter. Dari usianya masih sepuluh tahun keduanya kerap mengikuti karnaval dan selalu berperan menjadi dokter. Dengan upaya dan dukungan orang tua keduanya bisa menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Selain sifat yang sama, Etti dan adiknya Itta juga memilih untuk bekerja di rumah sakit yang sama. Kakak beradik Itta dan Etti memang terlihat seperti pinang dibelah dua.
Keterangan : Paragraf induktif diatas menggunakan pola analogi
  • Peralihan musim seperti pada saat ini sangat rentan terjadinya bencana alam. Beberapa waktu yang lalu misalnya berita banjir yang terjadi di wilayah kota besar sangat memprihatinkan. Kota yang menurut pembangunannya modern justru menjadi tempat favorit banjir tahunan. Hal tersebut tentunya bergantung pada peran warga di perkotaan yang hampir setiap hari memproduksi sampah rumah tangga. Banjir yang terjadi di perkotaan sudah pasti berasal dari penyumbatan aliran air karena sampah yang menumpuk.
Keterangan : Paragraf induktif diatas menggunakan pola kausalitas

  1. Kanker paru merupakan satu diantara penyakit yang mengancam keselamatan perokok. Baik perokok aktif, maupun perokok pasif. Hal ini berasal dari asap yang dihasilkan daroi proses merokok tersebut yang didalamnya terdapat kandungan zat kimia berbahaya seperti tar dan nikotin. Oleh sebab itu, anjuran untuk berhenti merokok harus digerakkan oleh semua lapisan masyarakat.
  2. Diaz sangat hobi dengan pelajaran menggambar. Setiap hari setelah pulang sekolah dia selalu melampiaskan hobinya tersebut diatas kertas gambar sambil menonton televisi. Beberapa prestasi menjadi juara menggambar bahkan didapatkannya setiap tahun. Semua guru disekolahnya yakin karya Diaz memang pantas mendapatkan juara. Oleh sebab itu, pihak sekolah tidak ragu mendukung Diaz setiap kali akan berlomba.
  3. Dari pintu pertama galeri milik Soetopo, kami tal berhenti menikmati karya indah tangannya. Begitu terpukau mata kami para pengunjung yang dimanjakan dengan banyak lukisan berkelas karya maestro Malang ini. Tampak dari bilik ke bilik lukisan ada yang disulap secara tiga dimensi. Semakin membuat mata kami tidak berkedip. Apalagi karyanya yang berupa wajah- wajah pahlawan nasional Indonesia. Alangkah indahnya dan beruntungnya Indonesia memiliki seniman seperti Soetopo.
  4. Pelukis andal pasti menghasilkan karya- karya yang indah, pelukis tersebut menciptakan karyanya diatas kanvas dengan menjalin komunikasi bersama emosinya sehingga tercipta imajinasi untuk dituangkan dalam karyanya. Imajinasi tersebut tertuang dengan konsep dan pemikiran serta makna yang ingin disampaikan oleh si pelukis. Disanalah nanti sebuah lukisan seakan berbicara dengan penikmatnya. Maka dari itu, imajinasi menjadi hal yang sangat penting bagi seorang seniman.
  5. Kebijakan pemerintah menaikkan tarif BBM dinilai tidak berpihak pada rakyat kecil. Mayoritas rakyat Indonesia yang hidupnya bergantung pada BBM seperti sopiur danb pedagang banyak yang mengeluh sebagai akibat kebijakan tersebut. Dengan turunnya kebijakkan menaikkan harga BBM semakin membuat harga bahan pokok juga turut merangkak naik. Hal inilah yang dikeluhkan rakyat kecil yang semakin tersiksa. Oleh karena itu, beberapa titik dikota besar dua hari belakangan diserbu demonstran yang ingin kebijakan ini dihapus.

Paragraf Campuran

Paragraf campuran adalah paragraf yang didahului dengan mengungkapkan kalimat utama (ide pokok) di awal dan akhir paragraf. Paragraf campuran dikembangkan dengan pola deduksi-induksi yaitu pola pengembangan yang memaparkan kalimat utama dan diselingi kalimat-kalimat penjelas, kemudian ditarik simpulan pada akhir paragraf yang juga merupakan kalimat pendukung kalimat utamanya. Dengan kata lain paragraf campuran adalah paragraf yang memiliki dua kalimat utama.
Beberapa ciri paragraf campuran antara lain :
  • Berpola umum-khusus-khusus-umum(simpulan)
  • Kalimat utama pada awal paragraf merupakan pembuka
  • Kalimat utama di akhir paragraf adalah bentuk simpulan yang menekankan ide pokok pada kalimat utama di awal
  • Terdapat pengulangan kata kunci di awal dan akhir paragraf

Contoh Paragraf Campuran :
  1. Di era sekarang banyak jenis olahraga yang dikenal luas termasuk lari. Lari memberikan manfaat yang besar bagi tubuh. Satu diantara manfaat lari adalah menjaga metabolisme tubuh dan sistem peredaran darah semakin lancar. Selain itu lari dapat dilakukan tanpa perlu persiapan yang rumit seperti olahraga lainnya. Maka tidak heran, olahraga lari semakin banyak diminati masyarakat.
  2. Indonesia adalah negara yang berlimpah kekayaan lautnya. Dengan wilayah yang terpisah oleh laut, Indonesia justru memiliki kekayaan alam dan laut yang besar dan dikenal seluruh dunia. Sempat menjadi primadona pariwisata laut dengan keelokan Taman Laut Bunaken, Indonesia tetap optimis untuk menjaga alam dan kebersihannya. Laut yang luas menyimpan kekayaan alam dan potensi kelautan yang bisa menjamin penduduknya. Melihat kenyataan tersebut maka tidak heran Indonesia dinilai sebagai negeri yang kaya raya.
  3. Media sosial saat ini semakin menjadi primadona bagi kalangan pecinta publikasi. Hampir setiap detik media sosial menjadi kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia yang gemar online di depan komputer. Hal ini dimanfaatkan sebagian orang untuk berinteraksi dengan kawan lama atau kawan baru mereka. Kecanggihan inilah yang mengakibatkan media sosial digandrungi oleh masyarakat Indonesia.
  4. Para petani wortel di wilayah Pacet Mojokerto terancam gagal panen. Hal tersebut dikarenakan seminggu lalu hama tikus melanda willayah seluas 7 hektar ini. Dengan terpaksa wortel yang belum masa dipanen diselamatkan dengan cara panen dini. Harga wortel di pasaran pun merosot turun. Kondisi tersebut membuat para petani stres hingga enggan menanam kembali bibit baru untuk wortel. Gagal panen wortel dipastikan melanda wilayah Pacet hingga sebagian daerah Trawas.
  5. Sebagian besar wanita sangat menyukai bunga. Bunga dapat menjadi simbol kelembutan hati seorang wanita. Demikian lah yang disebutkan dalam seminar literatur pecinta mawar yang digelar di gedung seni Sasana Budaya Singaraja minggu kemarin. Beberapa kaum hawa yang hadir dalam seminar menyetujui pendapat bahwa bunga adalah simbol wanita. Oleh karena itu, tidak heran bila penyuka bunga didominasi kaum wanita.
  6. Makhluk hidup di dunia ini memerlukan makan dan minum untuk kelangsungan hidupnya. Manusia, hewan dan tumbuhan bertahan hidup dengan cara yang berbeda- beda. Ketiganya perlu asupan makanan yang harus dijaga setiap harinya untuk proses metabolisme dan berkembang. Proses metabolisme di dalam tubuh didukung oleh peran segala makanan dan minuman yang masuk ke tubuh makhluk hidup. Jadi, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan sama- sama memerlukan makanan untuk hidup.
  7. Air adalah kebutuhan mutlak bagi manusia. Tanpa adanya air dapat dibayangkan bagaimana kehidupan manusia tersebut akan berlangsung. Selain untuk minum, beberapa kegiatan sehari- hari manusia tidak bisa lepas dari peran penting air. Mencuci, mandi, dan membersihkan rumah termasuk sebagian kecil kegunaan air setiap harinya. Oleh sebab itu, air menjadi hal yang wajib diperhatikan keberadaannya.
  8. Menjaga kebersihan badan sangat dianjurkan terutama dengan mencuci tangan sesudah melakukan aktifitas tertentu. Tangan sangat rentan dengan perubahan suhu yang kemudian dapat menjadi lembab sehingga menjadi sarang bakteri. Dengan mencuci tangan terutama sebelum menyentuh makanan maka sembilan puluh persen bakteri akan mati dan kita tidak terinfeksi. Anjuran ini juga diungkapkan oleh Ikatan Dokter Indonesia dalam seminar hari cuci tangan beberapa waktu lalu. Jadi, mencuci tangan merupakan langkah awal jaga kebersihan yang sangat disarankan.
  9. Maraknya penipuan berkedok undian akhir- akhir ini sangat meresahkan warga. Hal tersebut bermula dari dua warga yang menjadi korban penipuan sehingga puluhan juta raib dari tangan mereka. Kapolda Jatim juga menginstruksikan jajarannya untuk memburu pelaku yang sudah diketahui identitasnya ini. Tentunya peran kewaspadaan dari calon korban juga menjadi hal yang harus dilakukan. Beberapa warga yang belum menjadi korban juga dimintai keterangan terkait kasus ini. Bahkan beberapa diantaranya mengaku sempat bertemu dengan wajah yang mirip sketsa pelaku. Keresahan warga semakin terasa manakala pelaku belum tertangkap dan masih menebar isu undian kepada calon korban yang lain.
Demikian pembahasan mengenai paragraf deduktif, induktif dan campuran yang biasa ditemukan pada struktur sebuah wacana. Semoga bermanfaat !

Sunday, October 29, 2017

Puisi


Pemuda Bersatulah Membangun Indonesia

Wahai pemuda …
Semangat berjuang dalam dekapan sumpah pemuda
Mencintai dengan sepenuhnya tanah air Indonesia
Menjaga keutuhan bangsa dengan sebaik-baiknya penjagaan
Jadilah pemuda yang siap siaga dalam melenyapkan kejahatan
Pemuda adalah tonggak berdirinya suatu bangsa
Jangan kau biarkan tanah air bercera-berai
Amankan dari serangan orang yang bertopeng belang
Terus terawasi hingga dari kejahuan ujung negeri
Bentangkan terus kekuatan sayap-sayap panjimu
Jagalah persatuan dan kesatuan yang menjadi kekuatan
Saling menguatkan dalam proses penegakan seutuhnya
Pemuda hebat rela membela kebenaran yang berlandaskan kedaulatan
Tanpamu bangsa ini akan perlahan runtuh nyaris rubuh
Pemudanya tak lagi kokoh dalam menguatkan
Pemberontakan seakan siap melenyapkan kekuasaan
Musuh-musuh bergandengan menjadi satu siap menyerbu
Wahai pemuda…
Bersatuan dalam dekapan cinta tanah air sesungguhnya
Bumi pertiwi yang telah berpenghuni nyaman
Tak rela jika harus terjadi lagi penindasan
Teruslah membela dalam hal kebenaran nyata

Kekuatan Berada Di Tanganmu Pemuda
Hari ini pemuda di sumpah untuk mengemban amanah bangsa
Menjadi patriot yang gagah dalam menjaga keutuhan bangsa
Melanjutkan tongkat perjuangan pahlawan yang telah gugur
Sigap dan cepat melatih diri untuk menyelamatkan negeri
Kami pemuda … Kami siap membela
Membela kebenaran tidak dengan kejamnya kekerasan
Kami bukan pecundang tapi kami orang yang berpendidikan
Semagat terus menyebar dan membara di dada
Siap musnahkan penjajah yang sedang dipersembunyian
Dengan segala kekuatan dan kesadaran rela berkorban
Melanjutkan tapak estafet perjuangan para pahlawan
Berguguran di jalan perang atas nama harum bangsa
Meraih kebebasan dari zaman perihnya penjajahan
Siap siagakan selalu tameng dan senjatamu pemuda
Musuh datang dari belakang engkau siap menghadang
Dengan berbagai kekuatan berlandaskan pancasila
Membentuk kerakyatan yang aman dan sejahtera
Kami pemuda… Pendobrak majunya bangsa indonesia
Tidak akan kami biarkan kemerdekaan terampaskan
Berani maju sedikit pedang tajam menggorok lehernya
Hingga taklukkan jiwa yang ingin meyerbu
Teruslah melawan sampai engkau kami habiskan
Persatuan Yang Seutuhnya

Kami putra dan putri Indonesia tombak besar negara
Anak panah runcing yang siap menembus tepat sasaran
Jiwa bergejolak membangkitkan persatuan ciptakan peradaban
Bersatu dalam pemuda kokoh sang pembela
Kami pemuda hebat bukan hanya pintar bicara debat
Kami pemuda tangguh bukan perakit bom untuk meruntuh
Kami pemuda cerdas bukan yang selalu berpikir cemas dan malas
Kami pemuda pemberani bukan yang selalu bertindak karena dibeli
Tapi kami adalah pemuda yang sesungguhnya mencintai tanah air
Pemuda yang seperti lampu selalu menerangi kegelapan
Pemuda yang teduh memberikan perlindungan terhadap rakyaknya
Pemuda yang sopan sehingga segala mudah terlewatkan
Kami putra dan putri Indonesia bukan pemuda perusak
Apa lagi mengacaukan permasalahan negeri sampai mengotori
Sungguh tiada bakti yang sesungguhnya lagi
Semua hanya teringkari dengan janji yang diucapkan
Akan kami guncangkan dunia dengan kekuatan yang sesungguhnya
Agar terkalahkan dengan suara bom atom terbahaya
Simpan rapat di dalam perjanjian pemuda Indonesia
Dan kuatkan tulang putihku untuk maju
Sampai Indonesia menyeru berderai darah

Bagaimana sih menulis...???




 Ayo kita belajar!!!

KONSEP DASAR MENULIS PERMULAAN 

----------------------------------------------------------------------------------------

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Menulis permulaan merupakan dasar pengajaran yang pertama kali di jarkan guru kepada anak kelas satu.keterampilan pembelajaran  menulis permulaan disajikan bersama dengan membaca permulaan sehingga sering di sebut dengan MMP (Membaca dan Menulis Permulaan).
Pada umumnya tujuan dari penulisan permulaan ini adalah mengajarkan anak menulis supaya anak bisa menulis dengan benar.Namun dalam menulis permulaan ini bisanya dilaksanakan setelah atau bersamaan dengan belajar membaca permulaan pada anak kelas satu. Karena anak yang bisa membaca akan mempermudah pembelajaran anak dalam menulis permulaan.
Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.
Dalam pembelajaran di kelas satu yang paling mendasar adalah keterampilan membaca dan menulis, karena hal tersebut merupakan dasar pelajaran bagi kelas selanjutnya. Sehinga dalam pembelajaran MMP ini keterampilan guru sebagai pengajar yang pertama bagi anak kelas satu ini harus sangat  penuh dengan perhatian kepada anak.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan menulis permulaan ?
2.      Apa tujuan menulis permulaan ?
3.      Seperti apakah pembelajaran menulis permulaan ?
4.      Bagaimana langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan ?
5.      Apa saja rambu-rambu dalam pembelajaran menulis ?
6.      Permasalahan apa yang dapat terjadi dalam pembelajaran menulis dan bagaimana cara menanggulanginya ?
                                                                                                                                                                                             
C.      Tujuan Penulisan
1.      Memahami pengertian menulis permulaan.
2.      Mengetahui tujuan menulis permulaan.
3.      Mengetahui pembelajaran menulis permulaan.
4.      Mengetahui langkah pembelajaran  menulis permulaan.
5.      Mengetahui rambu-rambu dalam pembelajaran menulis.
6.      Mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran dan cara menanggulanginya.
D.      Sistematika Penulisan 
          KATA PENGANTAR                                                                            
     DAFTAR ISI                                                                                           
     BAB I PENDAHULUAN                                                                       
A.  Latar  Belakang
B.  Rumusan Masalah
C.  Tujuan
D.  Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN                                                                        
A.    Pengertian Menulis Permulaan
B.     Tujuan Menulis
C.     Tujuan Menulis Permulaan
D.    Pembelajaran Menulis Permulaan
E.     Langkah-langkah Menulis Permulaan
F.      Rambu-rambu Pembelajaran Menulis
G.    Permasalahan Pembelajaran Menulis di SD dan Penanggulangannya


BAB III PENUTUP                                                                                
A.   Kesimpulan
B.     Saran
                                                                     


DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Menulis Permulaan
Menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang berisi penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya.Pesan yang dimaksud di sini adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan, sedangkan tulisan pada dasarnya adalah rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan pungtuasi.Dengan demikian, menulis merupakan salah satu bentuk penggunaan bahasa, disebut keterampilan berbahasa, yang melibatkan empat unsur, yakni penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan (Yunus, 2002:13).
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan dengan tulisan. Dari pengertian menulis tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan kedalam bentuk tulisan.
Menulis permulaan (beginning writing) adalah cara merealisasikan simbol-simbol bunyi menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali secara konkrit sesuai dengan tata cara menulis yang baik. Menulis permulaan merupakan tahapan proses belajar menulis bagi siswa sekolah dasar kelas awal.
B.     Tujuan Menulis
Setiap penulis tentu memiliki tujuan dalam menuangkan pikiran atau gagasannya serta perasaannya melalui bahasa tulis, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Adapun beberapa tujuan menulis secara umum yaitu:
1.      Untuk memberikan suatu informasi
2.      Untuk meyakinkan atau mendesak pembaca
3.       Untuk menghibur atau menyenangkan pembaca
-
Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat


Hugo Hartig dalam tarigan (1986: 24-25) merumuskan tujuan menulis, yakni :
1.      Tujuan Penugasan
Penulis tidak memiliki tujuan untuk apa dia menulis. Penulis hanya menulis tanpa mengetahui tujuannya.Dia menulis karena mendapat tugas, bukan atas kemauan sendiri.Misalnya siswa ditugaskan merangkum sebuah buku atau seorang guru disuruh membuat laporan oleh Kepala Sekolahnya.
2.      Tujuan Altruistik
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.Penulis harus berkeyakinan, bahwa pembaca adalah “teman” hidupnya.Sehingga penulis benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu ide atau gagasan bagi kepentingan pembaca. Hanya dengan cara itulah tujuan altruistic dapat tercapai.
3.      Tujuan Persuasif
Penulis bertujuan mempengaruhi pembaca, agar pembaca yakin akan kebenaran gagasan atau ide yang dituangkan atau diutarakan penulis. Tulisan semacam ini banyak dipergunakan oleh para penulis untuk menawarkan sebuah produksi barang dagangan atau dalam kegiatan politik.
4.      Tujuan Informasional (Tujuan Penerangan)
Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi informasi atau keterangan kepada pembaca. Di sini penulis berusaha menyampaikan informasi agar pembaca menjadi tahu mengenai apa yang diinformasikan oleh penulis.
5.      Tujuan Pernyataan Diri
Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau menyatakann dirinya sendiri kepadaa para pembaca dengan melalui tulisannya, pembaca dapat memahami “siapa” sebenarnya penulis itu.
6.      Tujuan Kreatif
Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai artistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis.Di sini bukan hanya memberikan informasi melainkan lebih dari itu.
7.      Tujuan Pemecahan Masalah
Penulis berusaha memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dengan tulisannya, penulis berusaha memberi kejelasan kepada para pembaca tentang bagaimana cara pemecahan suatu masalah.
C.    Tujuan Menulis Permulaan
Dalam menulis permulaan, tujuannya adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan kalimat sederhana dengan tepat.Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk dapat memproduksi tulisan yang dapat dimulai dengan tulisan eja. Contoh tulisan e,d,f,k,j,dan dapat berupa suku kata seperti su-ka, ma-ta, ha-rus, lu-ka serta dalam bentuk kalimat sederhana.
Seperti halnya membaca permulaan, menulis permulaan juga dapat menggunakan metode-metode seperti metode abjad, metode suku kata, metode global dan metode SAS. Menulis permulaan (dengan huruf kecil) di kelas 1SD tujuannya adalah agar siswa memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara tertulis, materi pelajaran menulis permulaan dikelas 1SD disajikan secara bertahap dengan menggunakan pendekatan huruf, suku kata, kata-kata atau kalimat. Menulis permulaan (dengan huruf besar pada awal kalimat) di kelas II tujuannya yaitu agar siswa memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide /pesan secara tertulis, untuk memperkenalkan cara menulis huruf besar di kelas II SD mempergunakan pendekatan spiral maksudnya huruf demi huruf diperkenalkan secara berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua huruf dikuasai oleh para siswa. Kemampuan menulis yang diperoleh siswa di kelas I dan kelas II tersebut akan menjadi dasar pembelajaran menulis di kelas-kelas berikutnya.
D.    Pembelajaran Menulis Permulaan
Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan.Pada tingkat dasar atau permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik.Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna.Selanjutnya dengan kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambang-lambang tulis yang dikuasainya.Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya.
Untuk kemampuan menulis di kelas satu (kelas rendah), kurikulum 2004 menetapkan standar kompetensi sebagai berikut : Siswa mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri dengan huruf lepas dan huruf sambung, menulis kalimat yang didiktekan guru,dan menulis rapi menggunakan huruf sambung. Standar kompetensi ini diturunkan menjadi beberapa kompetensi dasar, yaitu :
1.      Membiasakan sikap menulis yang benar (memegang dan menggunakan alat tulis).
2.      Menjiplak dan menebalkan.
3.      Menyalin.
4.      Menulis permulaan.
5.      Menulis beberapa kalimat dengan huruf sambung.
6.      Menulis kalimat yang didiktekan guru.
7.      Menulis dengan huruf sambung.
E.     Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Permulaan
Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni (a) pengenalan huruf, dan (b) latihan.
1. Pengenalan Huruf
Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan.Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalannya dengan benar.Fungsi pegenalan ini dimaksudkan untuk melatih indeta siswa dalam mengenal dan membeda-bedakan bentuk dan lambang-lambang tulisan.
Mari kita perhatikan salah satu contoh pembelajaran pengenalan bentuk tulisan untuk murid kelas 1 SD.Misalnya guru hendak mengenalkan huruf a, i, dan n.  Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a.         Guru menunjukkan gambar seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki.  Dua anak tersebut diberi nama "nana" dan "nani".
b.        Guru mengenalkan nama kedua anak itu sambil menunjuk tulisan "nani" dan "nana" yang tertera di bawah masing-masing gambar.
c.         Melalui proses tanya-jawab secara berulang-ulang, anak diminta menunjukkan mana "nani" dan mana "nana" sambil diminta menunjuk bentuk tulisannya.
d.        Selanjutnya, guru memindahkan dan menuliskan kedua bentuk tulisan tersebut di papan tulis, dan anak diminta untuk memerhatikannya.  Guru hendaknya menulis secara perlahan-lahan, dan anak diminta untuk memperhatikan gerakan-gerakan tangan, serta contoh pengucapan dari bentuk tulisan yang sedang ditulis guru.
e.         Setiap tulisan itu kemudian dianalisis dan disintesiskan kembali.  Perhatikan contoh tulisan berikut.
Demikianlah seterusnya, kegiatan ini dilakukan berulang-ulang bersamaan dengan pembelajaran membaca permulaan.
2. Latihan
Proses pemberian latihan dilaksanakan dengan mengutip prinsip dari yang mudah ke yang sukar, dari latihan sederhana menuju latihan yang kompleks.
Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan, antara lain berikut ini.
a.    Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar.  Tangan kanan berfungsi untuk menulis, tangan kiri untuk menekan buku tulis, agar tidak mudah bergeser.  Pensil diletakkan di antara ibu jari dan telunjuk. Ujung jari telunjuk, dan jari tengah menekan pensil dengan luwes, tidak kaku.  Posisi badan ketika duduk hendaknya tegak, dada tidak menempel pada meja, jarak antara mata dengan buku kira-kira 25-30cm.
b.    Latihan gerakan tangan.  Mula-mula melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk sendiri, atau dengan bantuan alat seperti pensil.  Kemudian dilanjutkan dengan latihan dalam buku latihan.  Agar kegiatan ini menarik, sebaiknya disertai dengan kegiatan bercerita.  Misalnya, untuk melatih membuat garis lurus, guru dapat bercerita yang ada kaitannya dengan pagar, bulatan dengan telur, dan sebagainya.
c.    Latihan mengeblat, yakni menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan yang sudah ada.  Ada beberapa cara mengeblat yang bisa dilakukan anak, misalnya dengan menggunakan karbon, menggunakan kertas tipis, menebalkan tulisan yang sudah ada.  Sebelum anak melakukan kegiatan ini, guru hendaknya memberi contoh cara menulis dengan benar di papan tulis, kemudian anak menirukan gerakan tersebut dengan telunjuknya di udara.  Setelah itu, barulah kegiatan mengeblat dimulai.  Pengawasan dan bimbingan harus dilakukan secara individual sampai seluruh anak terperhatikan.
d.   Latihan menghubung-hubungkan tanda titik yang membentuk tulisan.  Latihan dapat dilakukan pada buku-buku yang secara khusus menyajikan latihan semacam ini.
e.    Latihan menatap bentuk tulisan.  Latihan ini dimaksudkan untuk melatih koordinasi antara mata, ingatan, dan jemari anak ketika menulis, sehingga anak dapat mengingat bentuk kata/huruf dalam benaknya, dan memindahkannya ke jemari tangannya.  Dengan demikian, gambaran kata yang hendak ditulis tergores dalam ingatan dan pikiran siswa pada saat dia menuliskannya.
f.     Latihan menyalin, baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada papan tulis.  Latihan ini hendaknya diberikan setelah dipastikan bahwa semua anak telah mengenal huruf dengan baik.  Ada beragam model variasi latihan menyalin.  Di antaranya menyalin tulisan apa adanya sesuai dengan sumber yang ada, menyalin tulisan dengan cara berbeda, misalnya dari huruf cetak ke huruf tegak sambung.  Atau sebaliknya dari huruf bersambung ke huruf cetak.
g.    Latihan menulis halus/indah. Latihan dapat dilakukan dengan menggunakan buku bergaris untuk latihan menulis atau buku otak.  Ada petunjuk berharga yang dapat anda ikuti, jika murid-murid anda tidak memiliki fasilitas seperti itu.  Perhatikan petunjuk berikut denga cermat.
1)      Untuk tulisan/huruf cetak, bagilah setiap baris halaman buku menjadi dua. 
2)      Untuk tulisan tegak bersambung, bagilah setiap baris halaman menjadi tiga. 
h.        Latihan dikte/imla.  Latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa dalam mengoordinasikan ucapan, pendengaran, igatan, dan jari-jarinya (ketika menulis), sehingga ucapan seseorang itu dapat didengar, diingat, dan dipindahkan.
i.          Latihan melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku kata, atau kata) yang secara sengaja dihilangkan. Melengkapi tulisan dapat berupa :
1) Melengkapi huruf
2) Melengkapi suku kata
3) Melengkapi kata
j.          Menuliskan nama benda yang terdapat dalam gambar.
k.        Mengarang sederhana dengan bantuan gambar.  Dengan langkah sebagai berikut.
1)      Guru menunjukkan suatu susunan gambar berseri.
2)      Guru bercerita dan bertanya-jawab tentang tema, isi, dan maksud gambar.
3)      Siswa diberi tugas untuk menulis karangan sederhana, sesuai dengan penafsirannya mengenai gambar tadi, atau sesuai dengan cerita gurunya dengan menggunakan kata-kata sendiri.
F.     Rambu-rambu dalam Pembelajaran Menulis
Berikut ini merupakan rambu-rambu yang perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis di sekolah :
  1. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran menulis diarahkan pada kemampuan berkomunikasi secara tertulis.
  2. Pelaksanaan pembelajaran menulis sebaiknya disajikan secara terpadu, terhadap aspek pembelajaran lain. Namun, dalam hal tertentu dapat difokuskan pada komponen tertentu. Menulis dapat sebagai fokus maupun sebagai tambahan.
  3. Pembelajaran menulis harus mengakomodasi semua aspek bahasa mulai terkecil hingga terbesar termasuk ejaan (tata tulis).
  4. Pembelajaran menulis diarahkan pada upaya mempertajam kepekaan perasaan siswa termasuk dalam konteks analitik yang mendalam sehingga diharapkan dua hal yaitu berpikir dan bernalar.
  5. Pembelajaran menulis harus diajarkan dengan prinsip mudah ke sukar, sederhana ke rumit, lingkungan sempit ke lingkungan yang luas.
  6. Perbandingan bobot pembelajaran menulis dengan aspek pembelajaran lainnya harus seimbang.
  7. Kegiatan pembelajaran menulis harus menekankan pada kemampuan berbahasa yang mengacu pada konteks atau tema.
  8. Kompetensi pembelajaran dalam kurikulum merupakan bahan yang  disarankan utnuk diajarkan, tetapi dapat dikembangkan sesuai dengan situasi.
  9. Waktu yang disediakan dalam setiap pembelajaran menulis harus dapat diatur sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi dengan menggunakan pendekatan komunikatif. Adapun metode dapat dipilih sesuai karakteristik pembelajaran yang diinginkan. Kegiatan pembelajaran dapat disetting di dalam maupun di luar kelas.
  10. Sumber belajar menulis dapat berupa (a) buku pelajaran yang diwajibkan, buku pelajaran yang sesuai, buku pelengkap, ensiklopedi, kamus, (b) media cetak, surat kabar, majalah, (c) media elektronik: radio, TV, video, (d) lingkungan: alam, sosial, budaya, (e) narasumber, (f) pengalaman dan minat anak, serta (g) hasil karya anak.
  11. Pembelajaran menulis dilakukan secara kontinyu agar anak terampil.
  12. Penilaian pembelajaran menulis tetap mengacu pada rambu-rambu umum yang memperhatikan berbagai aspek sesuai jenis kegiatan menulis.
G.    Permasalahan dalam Pengajaran Menulis di SD dan Penanggulangannya
Yang dimaksud dengan permasalahan di sini ialah segala sesuatu yang dapat menyebabkan kesulitan dalam mencapai tujuan pengajaran menulis, diantaranya :
1.      Siswa
Permasalahan yang timbul dari siswa antara lain rendahnya bakat dan minat untuk menguasai keterampilan menulis. Akibat dari rendahnya minat siswa dalam mempelajari keterampilan mereka menulis huruf dengan tulisan yang asal dapat dibaca sendiri, mereka malas menulis.Menulis dirasakan sebagai suatu beban yang berat.Untuk mengatasi permasalahan seperti ini gurulah yang harus mampu memberikan motivasi agar siswa menyadari bahwa menulis merupakan suatu keterampilan yang mutlak diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan.Semakin tinggi kedudukan seseorang semakin tinggi pula kemampuan menulis diperlukan.
2.      Guru
Guru bahasa Indonesia tidak seluruhnya memilki kualifikasi sebagai tenaga pengajar mata pelajaran tersebut secara profesional. Lebih-lebih di tingkat Sekolah Dasar yang pada umumnya lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG).Pada umumya di Sekolah Dasar masih menganut sistem borongan artinya seorang guru harus mengajarkan berbagai mata pelajaran pada suatu tingkatan tertentu. Dalam satu hari ia harus mampu mengajar lebih dari satu mata pelajaran, misalnya jam ke 1-2 matematika, jam ke3-4 IPS, jam ke 5-6 bahasa Indonesia, jam ke-7 kesenian. Dalam situasi yang demikian tidaklah mungkin seorang guru harus berkonsentrasi hanya pada pengajaran menulis. Untuk mengatasi permasalahan yang demikian, peningkatan kualifikasi guru bahasa Indonesia mutlak diperlukan.salah satu caranya adalah mengikuti penataran – penataran, kursus-kursus tertulis, mengikuti perlombaan menulis, atau para pembina guru SD secara priodik memberikan motivasi kepada guru-guru tersebut meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bidang menulis.
3.      Tujuan
Sebenarnya tujuan pengajaran menulis sudah cukup jelas tertera dalam GBPP, hanya perlu dijabarkan lebih khusus lagi oleh guru.Berkenaan dengan tujuan pengajaran menulis, hendaknya guru berusaha menanamkan tujuan menulis, bukan hanya sekedar asal tulisan para siswa dapat dibaca oleh mereka sendiri. Tapi sejak kelas 1 harus sudah disadarkan bahwa menulis itu memilki tujuan artistik (nilai keindahan ), tujuan informatif yaitu memberikan informasi kepada pembaca dan tujuan persuasif yakni mendorong atau menarik perhatian pembaca agar mau menerima informasi yang disampaikan oleh penulis.
4.      Bahan atau materi pengajaran
Materi pelajaran bahasa Indonesia yang harus disajikan sangat luas dan kompleks, sehingga kalau guru kurang terampil, materi dalam kurikulum yang begitu banyak itu tidak akan selesai sesuai dengan kegiatan belajar mengajar yang dapat dilaksanakan. Akibatnya pembahasan materi pelajaran itu kurang mendalam dan belum mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mengatasi hambatan yang seperti itu, guru melaksanakan pengajaran bahasa Indonesia secara terpadu misalnya melalui pengajaran menulis, guru dapat menjelaskan struktur bahasa, kosa kata, ragmatik, ejaan sekaligus dengan pendekatan proses dan sistem CBSA bahan itu pasti akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
5.      Metode mengajar
Masih banyak terjadi kesalah pahaman dan perbedaan antara teori dan pelaksanaan cara mengajar menulis dalam metodik khusus pengajaran bahasa Indonesia. Pengertian metode pengajaran bahasa indonesia berbeda dengan metode yang dicantumkan dalam GBPP, disini ada kesimpang- siuran antara metode dan teknik pengajaran bahasa Indonesia. Teknik pengajaran menulis yang dilaksanakan oleh guru masih banyak yang berpola kepada pengalamannya ketika duduk di SD. Guru mengajar menulis mencontoh pola gurunya ketika ia menerima pelajaran tersebut akibatnya teknik yang digunakan sudah tidak sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan dewasa ini sehingga hasilnya pun belum mencapai tingkat yang optimal. Untuk mengatasi masalah ini yang paling penting adalah pembinaan kesadaran guru dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan metode mengajar menulis di SD. Karena pada tahap ini merupakan tonggak yang paling dasar yang harus dimiliki oleh anak didik di SD.
6.      Media Pengajaran Menulis
Media pengajaran memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar semaksimal mungkin.Tampaknya masih sedikit guru yang mempergunakan media dalam mengajarkan menulis.Sebaiknya guru mempersiapkan berbagai macam media yang dapat dipergunakan dalam mengajarkan keterampilan menulis.Hal ini berguna untuk mendorong terlaksananya kegiatan belajar mengajar keterampilan menulis yang lebih efektif dan efisien.
7.      Penilaian Keterampilan menulis
Penilaian keterampilan menulis sering hanya mempergunakan cara menulis karangan, terutama dengan karangan bebas. Anak – anak disuruh menulis karangan dengan hanya ditentukan beberapa judul yang dapat mereka pilih.Siswa yang satu boleh berbeda memilih judul karangan dengan yang ditulis siswa lainnya. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam menentukan kriteria penilaian. Hasil penilaiannya terlalu subjektif sehingga tidak mampu menempatkan anak seobjektif mungkin.
Masalah diatas sebaiknya dihindari guru dapat menciptakan alat evaluasi yang lebih efektif yang memungkinkan hasilnya lebih efektif pula, misalnya dengan cara mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam sebuah tulisan, membutuhkan tanda baca dan penggunaan ejaan yang benar atau dengan mengembangkan pokok-pokok pikiran yang telah dipersiapkan oleh guru dengan cara demikian diharapkan dapat menghasilkan nilai yang objektif.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Jadi dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang berisi penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Sedangkan menulis permulaan (beginning writing) adalah cara merealisasikan simbol-simbol bunyi menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali secara konkrit sesuai dengan tata cara menulis yang baik.
Adapun beberapa tujuan menulis secara umum yaitu, untuk memberikan suatu informasi,untuk meyakinkan atau mendesak pembaca, untuk menghibur atau menyenangkan pembaca, dan untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat
Dalam menulis permulaan, tujuannya adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan kalimat sederhana dengan tepat.
B.       Saran
Menulis permulaan merupakan tahapan proses belajar menulis bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Oleh sebab itu, sebagai pengajar kelakhendaknya kita mengajar dengan langkah-langkah yang benar sertamemperhatikan rambu-rambu dalam pembelajaran menulis.Karena hal ini merupakan dasar bagi pembelajaran selanjutnya. Serta dalam pembelajaran MMP ini keterampilan guru sebagai pengajar yang pertama bagi anak kelas satu ini harus sangat  penuh dengan perhatian kepada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Hartati, Tatat dkk.(2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.Bandung : UPI PRESS.
Indi Bernati, Rhapsona .(2012). Membaca Menulis Permulaan. [online]
Tersedia :
The history.(2012). Konsep Dasar Menulis. [online]
Tersedia :